Hari ini, saya merasakan luar biasa bahagia, subhanAllah bahkan kata-kata tidak dapat menggambarkan betapa luar biasanya nikmat yang telah Allah berikan kepada saya di bulan ini. Dan luar biasanya lagi nikmat itu datangnya secara beruntun !!
Dimulai dari moto baru hidup saya yang telah lama saya camkan di dalam hati, kalimat penguat yang tak pernah membiarkan saya terjatuh dan menyerah di jalan Allah ini. Yah, kalimat itu adalah sepenggal ayat dari Al-Quran Karim "Intanshurullah Yansurkum (Jika kamu menolong Allah (Agama Allah) maka Allah akan menolongmu)"
Kalimat yang membuat saya yakin jika saya, meski hanya sedikit berkontribusi dijalanNya maka Allah akan membalasnya. Bahkan lebih !!
Diawali dengan niat untuk mendedikasikan diri ke Musholla kampus, untuk menebus rasa bersalah saya yang sudah hampir setahun melepas adik2 musholla begitu saja dengan segudang alasan kesibukan dan tak punya waktu. Akhirnya dimulai lah dari niat, saya tegaskan baru NIAT. Saya berniat mengajar adik2 musholla bahasa inggris hingga lancar dan mempersiapkan mereka untuk mendapat beasiswa2 luar negeri yang tersedia bagi mahasiswa S1. Sekali lagi saya tekankan baru niat, saya memang sudah mengkoordinasi adik2 untuk mendata peserta yang mau ikut kursus bahasa inggris cuma-cuma ini dan sekaligus pelatihan beasiswa abroad tersebut. Namun, karena kepergian saya ke Bangkok dan Jakarta selama 2 minggu ke depan, membuat kegiataan ini tertunda hingga kepulangan saya ke Medan.
Kemudian, 3 hari yang lalu adik2 akhwat musholla meminta saya untuk menjadi coach tari Saman untuk pertunjukkan Fakultas Hukum di acara Keputrian Dakwah Expo se-USU di Auditorium. Program AIYEP yang saya ikuti beberapa bulan lalu, alhamdulillah membuat saya dapat dikatakan sedikit pro dalam hal menari Saman.
Maka, 3 hari kemudian saya melatih 13 orang adik2 akhwat musholla dari sore hingga malam, meski kegiatan kampus padat, belum lagi persiapan ILSA (International Law Student Association) untuk study tour ke Bangkok lusa nanti membuat saya mau tak mau harus rela badan ini remuk redam karena tambahan "menyaman" intensif.
Namun, berkali2 saya meyakinkan diri dan mengulang-ulang kalimat ampuh yang saya yakin keampuhannya karena saya sendiri sudah berkali-kali membuktikan hal tersebut. "Intanshurullah Yanshurkum !!"
Bukan tak bisa bagi saya untuk memakai waktu saya mengajar anak-anak musholla untuk mengajar kembali secara profesional (dibayar maksudnya) di luar sana. Berkali-kali tawaran itu datang, dan gaji yang ditawarkan cukup menggiurkan. Namun, itu dia, kalimat itu yang membuat saya yakin untuk melakukan jual beli dengan Allah instead of human dan ayat Allah lainnya semakin menguatkan saya...
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga untuk mereka."(QS. 9:111)
Karena logika saya begini jika sebulan saya mengajar 7 siswa yang masing-masing membayar 1 juta maka total yang saya dapat sebulan adalah 7 juta. Income standar yang biasa saya dapatkan ketika mengajar dulu. Namun, kemudian saya berfikir dengan "Faith" yang saya miliki, jika saya mengajar adik2 Musholla itu secara cuma2, maka saya tidak akan mendapatkan seperser rupiah pun dari mereka, tapi saya akan mendapat bayaran dari Allah sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang saya harapkan, bahkan sesuatu yang tidak pernah berani saya idam-idamkan karena begitu tingginya. Apa yang tidak mungkin bagi Allah? Cukup hanya dengan "Kun" Nya maka Jadilah !!
Dengan keyakinan itu saya bertekad, oke saya akan jual beli dengan Allah dan bukan manusia.
Sebelumnya Allah telah membayar kontribusi saya itu meski baru berbentuk niat. Dengan kemudahan proses persiapan keberangkatan study tour ILSA minggu ini. Saya mendapat team yang solid, teman yang luar biasa hard working, yang bahkan saya rasa mereka lebih banyak bekerja dibanding saya yang ketua ILSA, Dosen2 Departemen Hukum Internasional yang luaarr biasaaaa kontribusinya, tanpa usaha dan kerja nyata beliau-beliau maka sulit untuk mencapai persiapan yang hampir sangat matang sekarang ini.
Hal itu kemudian semakin saya rasakan ketika kemudahan datang lagi lewat diterimanya universitas kami di universitas terbaik di Thailand dan bahkan Asia Tenggara. Ada sedikit hambatan memang sebagai contoh permohonan "Courtesy Call (Kunjungan Kehormatan) kami ke KBRI Bangkok sempat tidak dapat dipenuhi oleh Atase disana, karena satu dan dua hal. Namun, dosen HI yang luar biasa tetap berusaha hingga kemudian melalui alumni kampus yang sekarang menjadi Kepala Pusdiklat Kemlu, beliau langsung mengirimkan "surat berita resmi" dari Kementrian Luar Negeri kepada KBRI Bangkok untuk memenuhi permohonan courtesy call kami tersebut. Dan, Alhamdulillah tadi kami mendapat pernyataan langsung dari Kepala Pusdiklat Kemlu bahwa Duta Besar RI untuk Bangkok sendiri yang akan menerima kami di KBRI Bangkok nantinya. SubhanAllah, lagi-lagi, Intanshurullah Yansurkum !!
Dan nikmat yang luar biasa lainnya baru saja datang menghampiri saya siang ini. Pertunjukkan saman adik2 akhwat BTM Aladdinsyah di Auditorium benar-benar membuat saya bangga kepada mereka. Para penonton tersihir dengan kekompakan tarian saman mereka yang meski hanya dipelajari 3 hari namun telah menghasilkan gemuruh tepuk tangan yang luar biasa dari penonton. Bahkan penonton menobatkan pertunjukkan saman kami adalah pertunjukkan terbaik diantara semua fakultas. Senang, bangga, itu hal yang saya rasakan. Sakit dan rasa capek yang mendera saya selama melatih saman hilang seketika melihat wajah adik2 tersenyum senang dan haru karena tepuk tangan penonton atas apresiasi mereka terhadap gelombang kekompakan dari team "Kutiding" ini. Begitu mereka menyebut grup saman dadakan mereka, mengutip salah satu lirik dari syair saman.
Belum selesai rasa bahagia itu, ketika saya dan adik2 bercengkrama sebentar di Musholla, mengulang kembali hal-hal selama di atas panggung pertunjukkan. Seorang dosen HI tiba-tiba datang langsung ke Musholla untuk mencari saya. Saya sampai heran ternyata beliau sudah mencari saya hingga ke seantero fakultas. Saya fikir urusan study tour, ternyata dosen HI dan ketua departemen membawa kabar gembira untuk saya. Lewat beberapa lembar kertas yang berkop surat-kan "Kementrian Luar Negeri RI". Ternyata saya diutus untuk mengikuti "Pelatihan Delimitasi Batas Maritim" di Bali tanggal 10-12 Oktober nanti. Yaa Rahman, langsung mata saya mendadak berbinar, pelatihan tersebut adalah pelatihan ke-8 dimana pelatihan tersebut di hadiri langsung oleh pakar-pakar Hukum Internasional dari Amerika dan Australia dan Diplomat-diplomat yang membahas batas-batas maritim Indonesia dengan hampir 9 negara !! Yaa Rahman, itu pelatihan impian para akademisi hukum internasional, terlebih-lebih hukum laut internasional. Bagaimana tidak, pelatihan tersebut dilaksanakan secara terbatas dan tidak terbuka untuk umum. Di surat itu tertulis bahwa peserta pelatihan tersebut hanya para pejabat dari instansi yang menangani atau diproyeksikan untuk menangani masalah penetapan batas maritim, atau mahasiswa berprestasi dalam bidang hukum internasional di lingkungan fakultas hukum di universitas yang terpilih. Dan ternyata dari seluruh universitas di Indonesia, hanya 4 universitas yang beruntung mendapatkannya, salah satunya adalah USU.
Awalnya, saya katakan kepada dosen saya kalau saya masih berada di Jakarta pada tanggal tersebut, namun secara cepat saya katakan saya akan mempercepat kepulangan dan siap untuk ikut pelatihan. Meski saya harus merelakan PDT AIYEP yang saya tunggu2, meski saya harus merelakan bercengkrama dengan teman2 AIYEP yang sudah luar biasa saya kangenin. But, Hey, siapa yang mau melewatkan kesempatan ini, dimana hanya ada 4 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang beruntung dapat bergabung di pelatihan internasional ini, dimana pelatihan ini mungkin dapat menjadi turning point bagi saya di kemudian hari. Dan luar biasanya lagi, saya sudah lama jatuh cinta pada hukum laut internasional, bahkan berniat skripsi saya dan master saya adalah hukum laut internasional. UNCLOS meski setebal bantal dan seberat baja, tetap merupakan konvensi terfavorit saya. Dan, Alhamdulillah, Hukum Laut Internasional semester kemarin saya mengantongi nilai A, meski sulit mendapatkan A dari dosen tersebut, namun lagi2 Allah begitu baik sehingga saya mendapat nilai tersebut. Jika tidak kesempatan ini bisa raib begitu saja dari saya karena salah satu syaratnya selain nilai IPK minimal 3.00, nilai Pengantar Hukum Internasional yang harus A dan TOEFL minimal 550, nilai Hukum Laut Internasional juga harus lah A. Lagi-lagi saya rasakan kebenaran janji Allah, yah, Intansurullah Yansurkum !! Jika bukan karena pertolongan Allah, maka saya tidak akan dapat nilai A dari dosen tersebut, bahkan saya sempat syok melihat nilai A untuk Hukum Laut Internasional tersenyum manis di Portal KRS. Yaa Rahman, Allah benar2 memudahkan jalan saya.
Beribu-ribu, bahkan berjuta-juta hamdalah tak akan cukup untuk membayar apa yang telah Allah berikan kepada saya hingga detik ini. Yaa Rahman, begitu luar biasanya Engkau dan begitu kuasanya Engkau merubah hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat
gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nyalah kamu
dikembalikan. (QS. 2:245)
Jangan ragu menolong agama Allah, karena yakin lah Allah akan menolongmu dari jalan yang tidak disangka-sangka. INTANSHURULLAH YANSURKUM !!
Friday, September 28, 2012
Saturday, September 22, 2012
Signs of God
Say: "Praise be to God. He will show you His
Signs and you will recognise them. Your Lord is not heedless of anything
you do." (Qur'an an-Naml: 93)
In today's society, people assess the Qur'an very differently from what is the real purpose of its revelation. In the Islamic world, in general, very few people know the contents of the Qur'an.
Some Muslim people often hang the Qur'an on the walls of their houses within a decorative cover and elderly people read it from time to time. They assume that the Qur'an protects those who read it from "misfortune and trouble". According to this superstition, they consider the Qur'an a sort of amulet against misfortunes.
The Qur'anic verses, however, inform us that the purpose of the Qur'an's revelation is entirely different from what is mentioned above. For instance, in the 52nd verse of Surah Ibrahim, God states: "This is a communication to be transmitted to mankind so that they can be warned by it and so that they will know that He is One God and so that people of intelligence will pay heed." In many other verses, God emphasises that one of the most crucial purposes of the Qur'an's revelation is to invite people to ponder.
In the Qur'an, God invites people to reject blindly accepting the beliefs and values society imposes on them and to ponder by pushing aside all the prejudices, taboos and constraints on their minds.
Man must think on how he came into being, what is the purpose of his life, why he will die and what awaits him after death. He must question how he himself and the whole universe came into existence and how they continue to exist. While doing this, he must relieve himself of all constraints and prejudices.
By thinking, while isolating his conscience from all social, ideological and psychological obligations, the person should eventually perceive that the entire universe, including himself, is created by a superior power. Even when he examines his own body or any other thing in nature, he will see an impressive harmony, plan and wisdom at work within its design.
At this point again, the Qur'an guides man. In the Qur'an, God guides us as to what we should reflect on and investigate. With the methods of reflection given in the Qur'an, he who has faith in God will better perceive God's perfection, eternal wisdom, knowledge and power in His creation. When a believing person starts to think in the way shown in the Qur'an, he soon realises that the whole universe is a sign of God's power and art, and that, "nature is a work of art, not the artist itself". Every work of art exhibits the exceptional skills of the one who has made it and conveys his messages.
In the Qur'an, people are summoned to contemplate numerous events and objects that clearly testify to the existence and uniqueness of God and His attributes. In the Qur'an, all these beings that bear witness are designated as "signs", meaning "tested evidence, absolute knowledge and expression of truth". Therefore, the signs of God comprise all the beings in the universe that disclose and communicate the being and attributes of God. Those who can observe and remember will see that the entire universe is only composed of the signs of God.
This, indeed, is the responsibility of mankind; to be able to see the signs of God... Thus, such a person will come to know the Creator who created him and all other things, draw closer to Him, discover the meaning of his existence and his life and so prosper.
Each thing, the breaths a human takes, political and social developments; the cosmic harmony in the universe, the atom, which is one of the smallest pieces of matter, is each a sign of God and they all operate under His control and knowledge, abiding by His laws. Recognising and knowing the signs of God calls for personal effort. Everyone will recognise and know the signs of God in accordance with his own wisdom and conscience.
Undoubtedly, some guidelines may also help. As the first step, one can investigate certain points stressed in the Qur'an in order to acquire the mentality that perceives the whole universe as an articulation of the things created by God.
God's signs in nature are emphasised in Surat an-Nahl:
It is He who sends down water from the sky. From it you drink and from it come the shrubs among which you graze your herds. And by it He makes crops grow for you and olives and dates and grapes and fruit of every kind. . There is certainly a sign in that for people who reflect. He has made the night and the day subservient to you, and the sun, the moon and the stars, all subject to His command. There are certainly signs in that for people who use their intellect. And also the things of varying colours He has created for you in the earth. There is certainly a sign in that for people who pay heed. It is He who made the sea subservient to you so that you can eat fresh flesh from it and bring out from it ornaments to wear. And you see the ships cleaving through it so that you can seek His bounty, and so that perhaps you may show thanks. He cast firmly embedded mountains on the earth so it would not move under you, and rivers and pathways so that perhaps you might be guided, and landmarks. And they are guided by the stars. Is He Who creates like him who does not create? So will you not pay heed? (Qur'an an-Nahl: 10-17)
In the Qur'an, God invites men of understanding to think about the issues which other people overlook, or just dismiss using such barren terms as "evolution", "coincidence", or "a miracle of nature".
In the creation of the heavens and the earth, and the alternation of night and day, there are Signs for people of intelligence: those who remember God standing, sitting and lying on their sides, and reflect on the creation of the heavens and the earth: "Our Lord, You did not create this for nothing. Glory be to You! So guard us from the punishment of the Fire. (Qur'an Ali-'Imran: 190-191)
As we see in these verses, people of understanding see the signs of God and try to comprehend His eternal knowledge, power and art by remembering and reflecting on them, for God's knowledge is limitless, and His creation flawless.
For men of understanding, everything around them is a sign of this creation.
In today's society, people assess the Qur'an very differently from what is the real purpose of its revelation. In the Islamic world, in general, very few people know the contents of the Qur'an.
Some Muslim people often hang the Qur'an on the walls of their houses within a decorative cover and elderly people read it from time to time. They assume that the Qur'an protects those who read it from "misfortune and trouble". According to this superstition, they consider the Qur'an a sort of amulet against misfortunes.
The Qur'anic verses, however, inform us that the purpose of the Qur'an's revelation is entirely different from what is mentioned above. For instance, in the 52nd verse of Surah Ibrahim, God states: "This is a communication to be transmitted to mankind so that they can be warned by it and so that they will know that He is One God and so that people of intelligence will pay heed." In many other verses, God emphasises that one of the most crucial purposes of the Qur'an's revelation is to invite people to ponder.
In the Qur'an, God invites people to reject blindly accepting the beliefs and values society imposes on them and to ponder by pushing aside all the prejudices, taboos and constraints on their minds.
Man must think on how he came into being, what is the purpose of his life, why he will die and what awaits him after death. He must question how he himself and the whole universe came into existence and how they continue to exist. While doing this, he must relieve himself of all constraints and prejudices.
By thinking, while isolating his conscience from all social, ideological and psychological obligations, the person should eventually perceive that the entire universe, including himself, is created by a superior power. Even when he examines his own body or any other thing in nature, he will see an impressive harmony, plan and wisdom at work within its design.
At this point again, the Qur'an guides man. In the Qur'an, God guides us as to what we should reflect on and investigate. With the methods of reflection given in the Qur'an, he who has faith in God will better perceive God's perfection, eternal wisdom, knowledge and power in His creation. When a believing person starts to think in the way shown in the Qur'an, he soon realises that the whole universe is a sign of God's power and art, and that, "nature is a work of art, not the artist itself". Every work of art exhibits the exceptional skills of the one who has made it and conveys his messages.
In the Qur'an, people are summoned to contemplate numerous events and objects that clearly testify to the existence and uniqueness of God and His attributes. In the Qur'an, all these beings that bear witness are designated as "signs", meaning "tested evidence, absolute knowledge and expression of truth". Therefore, the signs of God comprise all the beings in the universe that disclose and communicate the being and attributes of God. Those who can observe and remember will see that the entire universe is only composed of the signs of God.
This, indeed, is the responsibility of mankind; to be able to see the signs of God... Thus, such a person will come to know the Creator who created him and all other things, draw closer to Him, discover the meaning of his existence and his life and so prosper.
Each thing, the breaths a human takes, political and social developments; the cosmic harmony in the universe, the atom, which is one of the smallest pieces of matter, is each a sign of God and they all operate under His control and knowledge, abiding by His laws. Recognising and knowing the signs of God calls for personal effort. Everyone will recognise and know the signs of God in accordance with his own wisdom and conscience.
Undoubtedly, some guidelines may also help. As the first step, one can investigate certain points stressed in the Qur'an in order to acquire the mentality that perceives the whole universe as an articulation of the things created by God.
God's signs in nature are emphasised in Surat an-Nahl:
It is He who sends down water from the sky. From it you drink and from it come the shrubs among which you graze your herds. And by it He makes crops grow for you and olives and dates and grapes and fruit of every kind. . There is certainly a sign in that for people who reflect. He has made the night and the day subservient to you, and the sun, the moon and the stars, all subject to His command. There are certainly signs in that for people who use their intellect. And also the things of varying colours He has created for you in the earth. There is certainly a sign in that for people who pay heed. It is He who made the sea subservient to you so that you can eat fresh flesh from it and bring out from it ornaments to wear. And you see the ships cleaving through it so that you can seek His bounty, and so that perhaps you may show thanks. He cast firmly embedded mountains on the earth so it would not move under you, and rivers and pathways so that perhaps you might be guided, and landmarks. And they are guided by the stars. Is He Who creates like him who does not create? So will you not pay heed? (Qur'an an-Nahl: 10-17)
In the Qur'an, God invites men of understanding to think about the issues which other people overlook, or just dismiss using such barren terms as "evolution", "coincidence", or "a miracle of nature".
In the creation of the heavens and the earth, and the alternation of night and day, there are Signs for people of intelligence: those who remember God standing, sitting and lying on their sides, and reflect on the creation of the heavens and the earth: "Our Lord, You did not create this for nothing. Glory be to You! So guard us from the punishment of the Fire. (Qur'an Ali-'Imran: 190-191)
As we see in these verses, people of understanding see the signs of God and try to comprehend His eternal knowledge, power and art by remembering and reflecting on them, for God's knowledge is limitless, and His creation flawless.
For men of understanding, everything around them is a sign of this creation.
Tuesday, May 22, 2012
Sebuah Kontemplasi Masa Depan
Ehmm, kira-kira sudah hampir 1 bulan saya tidak menulis di blog ini, takut kalau ini blog dicuekkin mulu bisa-bisa nasibnya sama terlantarnya dengan blog pink saya yang dulu, hehe..
Oke setidaknya ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan di blog ini, semuanya sih tentang kesibukan beberapa waktu belakangan yang membuat saya khilaf sehingga menelantarkan blog ini, Maaf blog, hikksss *ambiltisuhapusairmata haha
Beberapa minggu lalu saya diamanahkan kembali untuk menjadi MC di Diskusi Jurnalistik kerjasama antara Indonesia Lawyers Club tvone dan Fakultas Hukum USU. Tau kan yah ILC itu apaan? yup, acara adu tanpa jotos yang dipandu oleh jurnalis hukum senior Bang Karni Ilyas. Subtansinya sih katanya hukum tapi untuk dijadikan referensi hhmmm, we need to rethink thousand times, sometime it only talks non sense.. Itu menurut pendapat saya, yang lain sih diberi kebebasan berfikir berbeda dengan saya :)
Ada suatu masalah juga terkait dengan hal itu, but it was solved, dan Alhamdulillah tidak terlalu membuat saya bagaimana2, meski sedikit rada pusing nyelesainnya hehe..
Dan minggu lalu, saya diundang untuk menjadi tamu di acara Talk Show pada suatu radio swasta terbesar dan cukup terkenal di Medan, City Radio FM. Talk Show-nya berbahasa inggris. Awalnya si mbak penyiar menghubungi saya dan bilang kalau talk show nya mengenai program keluar negeri saya kemarin, jadi saya fikir pembahasannya pastilah tidak jauh-jauh dari pengalaman saya selama di Australia beberapa bulan lalu. Saya santai, tidak ada persiapan dan juga tidak nervous, karena saya tipe orang yang bila mempersiapkan matang2 malah biasanya bisa buyar dan kacau, jadi membiarkan semuanya mengalir begitu saja lebih bekerja dan berhasil buat saya.
Sabtu, 12 Mei 2012, tepat pukul 10.00 WIB diantar Ibu ke Stasiun City Radio FM, sempat kesasar beberapa kali (ya, yah, gelar bolang memang tepat buat saya -_-) sedikit meleset 5 menit dari waktu yang dijanjikan, saya diantar satpam kedalam Gedung City Radio FM, gedungnya cukup besar, memiliki 3 lantai dengan dekorasi menarik, elegan dan terkesan mewah, lalu di lantai satu saya disambut dengan Kak Meyme, penyiar yang akan memandu "Saturday Fiesta Talk Show" nantinya, beliau langsung membawa saya ke lantai 3 tempat siaran berlangsung.
Lagi-lagi, saya lumayan terpesona dengan interior ruang studio siaran, karena ruangannya sangat comfy, luas, keren dan elegan. Kita langsung start siaran, awalnya sih pembicaraan sekitar memperkenalkan diri saya, mulai kegiatan, hoby dan lain-lain, lalu masuk ke topik tentang pengalaman selama saya di luar negeri. Sampai disitu sih masih terkesan "normal" dan berada di dalam jalur, lalu sebelum on air lagi selama break, Kak Meyme meminta saya untuk membaca suatu artikel mengenai gay, dan beliau mengatakan bahwa saya akan ditanyai pendapat terkait issue tersebut, dan yang pasti harus dijawab secara diplomatis dan no offense.
Tidak ada masalah pada part "gay" tersebut, namun yang menjadi masalah adalah pertanyaan selanjutnya, Kak Meyme tanpa memperingatkan lebih dulu, langsung todong saya dengan pertanyaan yang membuat saya mati keki, dan bingung mencari jawaban. Beliau bertanya tentang pengalaman "Love Life" saya, otomatis respon saya pertama kali adalah tertawa. Kebiasaan saya setiap diberikan pertanyaan atau statement yang membuat saya blushing adalah meresponnya dengan tertawa terlebih dahulu, karena ketika tertawa otak kiri saya akan sibuk mencari jawaban tepat yang dapat "menyelamatkan" saya tanpa membuka privasi saya lebih dalam namun jujur.
Yah, seperti yang sudah diketahui jika membaca post saya sebelumnya, maka akan ketahuan bahwa saya tidak pernah punya pengalaman percintaan. Selama 21 tahun 6 bulan usia saya, tidak pernah menjalin hubungan spesial dengan lawan jenis, pacaran istilah anak mudanye. Pertama, karena prinsip, dalam kamus saya tidak dikenal istilah pacaran sebelum menikah, yang ada pacaran setelah menikah. Lantas, pertanyaan selanjutnya yang biasa ditanya orang2 kalau saya bilang tidak pernah pacaran adalah "Have I ever fell in love?" Maka jawabannya akan sama "TIDAK". Eits, tunggu bukannya saya tidak normal, jelas saya normal. Namun, setiap orang mendefinisikan cinta dengan arti yang berbeda, bagi saya cinta kepada lawan jenis adalah ketertarikan yang tercipta atas kehendak Allah, yang kemudian melahirkan komitmen atas nama Allah, sebuah perjanjian yang sekuat perjanjian para nabi, Mitsaqaan Gholizon, lalu timbul lah suatu tanggungjawab dan kasih sayang yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Dan menurut definisi tersebut bagi saya, Cinta adalah Pernikahan.
Dan, si Mbak Penyiar juga bertanya tentang kriteria pria idaman saya, aseeekkk.. Part mengkualifikasikan pendamping hidup selalu menjadi bagian paling menarik bagi tiap perempuan, hehe..
Pada dasarnya saya bukanlah orang yang terlalu menargetkan syarat ketat, meski teman2 lain sering bilang "Im picky on guy". Namun, memang ada beberapa syarat yang meski tidak berlaku mutlak tapi yah tetap jadi prioritas bagi saya.. Dan kualifikasi tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Ibu angkat saya di Kangaroo Island, Australia, Anna Hadland sebelum melepas kepergian saya kembali ke Tanah Air.
1. Religious
Saya berharap orang yang mendampingi saya kelak adalah pasti seorang muslim yang baik, menjalankan kewajiban agama dan sunnah rasul beserta sifat hanif yang dimilikinya adalah syarat penting yang paling utama bagi saya, karena dia akan menjadi imam bagi saya dan anak-anak kami kelak.
2. Intelligent
Lalu, saya ingin dia lebih pintar dan berwawasan luas dari saya, mengapa? karena bagi saya dalam suatu hubungan, komunikasi adalah hal yang sangat penting. Saya membutuhkan seorang pendamping yang tidak hanya menjadi partner hidup saya namun juga sebagai imam bagi saya dan anak-anak kami kelak di masa depan, tentulah seorang yang cerdas dan mampu memimpin keluarganya adalah yang saya butuhkan. Seperti tipe golongan darah O lainnya, saya memiliki sifat dominan dalam ke-leadership-an, dan saya butuh seorang yang cerdas dan lebih berwawasan luas yang bisa menundukkan kedominasian saya dengan keintelektualannya. Karena terbukti, selama pengalaman saya, kedominasian saya selalu tunduk pada mereka yang memiliki keintelektualan. Selain itu, saya membutuhkan seseorang yang tidak hanya bisa berbicara tentang cinta dan hal romantis semata namun juga seseorang yang bisa saya ajak bertukar fikiran mengenai permasalahan yang ada baik domestik (rumah tangga) maupun sekedar isu-isu berkembang di masyarakat. Sehingga, dalam rumah tangga biarlah sifat dominan ini berkembang memang di ranahnya saya, yaitu ranah mengurusi urusan pekerjaan rumah seperti merawat suami dan anak-anak. Dalam hal contoh, ketika suami tidak mau dinasehatin untuk istirahat padahal sedang sakit, nah boleh lah kedominasian saya dipakai untuk memaksanya istirahat demi kesehatannya.
3.Humorous
Lalu kualifikasi selanjutnya adalah, He has to be humorous. Mengapa hal ini juga masuk dalam syarat? awalnya hal ini tidak terfikirkan oleh saya, namun nasehat ibu angkat saya membuat saya menambahkannya kedalam list. Ibu angkat saya bilang menikah dengan seseorang tanpa sense of humor ibarat menikah dengan robot. Sepertinya jika difikir2 memang iya hehe.. Papa adalah orang yang sangat humoris, sedang Ibu yang bertipe golongan darah A adalah seorang yang lumayan kaku, peace Mom, hehe.. Namun, kehumorisan papa selalu berhasil mencairkan suasana sehingga keluarga saya tidak pernah jauh-jauh dari candaan dan tawa, walhasil kalau ada hal yang tidak mengenakkan terjadi bisa cepat lupa dan kembali baik lagi setelah dapat siraman humoris papa, hehe.. Dalam rumah tangga, dibutuhkan suasana candaan yang bisa mengakrabkan anggota keluarga, dan candaan selalu berhasil merobohkan benteng pemisah diantara sesama, tentunya candaan yang sesuai konteks dan tidak berlebihan juga hehe. Toh Rasulullah juga sering bercanda dengan Aisyah, sehingga kehidupan rumah tangga tidak akan terkesan monoton.
4. Wise and Kind
Dan the next, dia haruslah seseorang yang baik dan bijak, pada dasarnya ini juga sudah satu paket sih dengan poin pertama, seorang muslim yang baik pastilah memiliki pribadi yang baik, lalu kenapa tetap masuk list? Sekedar untuk mempertegas dan memperpanjang list doang sih haha. Tapi yah, seorang suami memang harus bijak, karena dialah yang akan memimpin rumah tangga, nakhoda rumah tangga, dan kebijaksanaan tidak boleh jauh2 dari seorang pemimpin :)
5. He Has To Love Me The Way I Am and Love Me With All of Him
and The last but not least dan termasuk yang sangat penting adalah "He has to love me the way I am and love me with all of him". Yup, dalam rumah tangga dibutuhkan kepercayaan dan kepercayaan timbul akibat adanya rasa cinta diantara sesama. Dia haruslah seseorang yang mencintai saya dengan apa adanya saya, yaitu mencintai saya satu paket dengan kelebihan dan kekurangan yang saya miliki. Karena saya pun akan mencintainya dengan cara yang sama, mencintai kelebihan dan kekurangan yang ada padanya. Karena suami dan istri ibarat pakaian yang menutupi satu sama lain. Suami istri adalah satu jiwa dalam dua tubuh, yang sudah seharusnya melengkapi satu sama lain.
Dan berbicara tentang masa depan pastilah berkaitan dengan pernikahan dan karier. Saya terlahir dari keluarga dimana kedua orang tua bekerja, sehingga melihat keberhasilan Ibu yang meski telah menikah dan mempunyai 4 orang anak namun memiliki karier yang begitu cemerlang tanpa mengenyampingkan tugas beliau merawat suami dan anak, bahkan hadits "Al-Ummu Madrasatun" benar2 beliau aplikasikan, tidak setitikpun ilmu yang saya dapat hari ini lepas dari peranan Ibu tercinta. Sehingga saya pun ingin begitu, berkarier namun tetap tidak melupakan dan mengenyampingkan tugas saya sebagai istri dan Ibu. Awalnya sejak umur 16 tahun saya telah memiliki mimpi untuk menjadi seorang diplomat kelak, namun Ibu sangat menentang keinginan ini, meski ibu adalah orang yang menjunjung tinggi pendidikan, namun bagi beliau seorang perempuan haruslah lebih dulu mendahulukan kodratnya yaitu, menikah dan mempunyai anak. Nah, ketakutan Ibu apabila saya menjadi diplomat maka akan timbul keinginan saya untuk tidak menikah karena yah, tau sendiri dong gimana diplomat itu, posting sana-sini, karier cemerlang, kalau pun menikah masa suami ikut istri mulu kemana2. Maka, dengan pertimbangan hal tersebut saya pun kini telah mencoret impian menjadi diplomat tersebut dari list mimpi saya, karena keyakinan saya yang percaya bahwa Ridhollah fi Ridho Walidain. Belakangan timbul plan baru, saya ingin setelah menyelesaikan S1 langsung lanjut S2, dan kalau bisa di luar, kembali ke Australia, Ibu sih sedikit tidak setuju dengan ide ini, bagi Ibu tidak ada S2 sebelum menikah, namun bujukan yang telah saya gencarkan hampir 3 tahun tampaknya kini membuahkan hasil, Ibu kini mengeluarkan izin S2 sebelum menikah untuk saya meski dengan catatan "S2 harus overseas dan beasiswa". Saya terima kesepakatan tersebut dan jika suatu saat saya telah menikah dan suami meminta saya berhenti atau mengganti karir yang saya jalani maka akan saya lakukan. At least untuk sementara saya sudah mempunyai plan, meski masa depan Allah yang mengatur, dan saya yakin Allah is the best planner. Sehingga, jika rencana2 yang saya buat tidak berjalan sesuai yang saya rencanakan saya tidak akan kecewa dan akan menerimanya. Dan karena saya tidak tahu kapan saya menikah maka rencana ini lah yang akan saya pakai untuk masa depan, namun jika ditengah jalan seseorang mengajak saya untuk mengikat janji sekuat perjanjian para Nabi, Mitsaqan Ghalizhon dan Allah memang menakdirkannya seperti itu, then I will definitely accept it with pleasure.. Karena lagi-lagi, Allah is the best planner :)
Oke setidaknya ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan di blog ini, semuanya sih tentang kesibukan beberapa waktu belakangan yang membuat saya khilaf sehingga menelantarkan blog ini, Maaf blog, hikksss *ambiltisuhapusairmata haha
Beberapa minggu lalu saya diamanahkan kembali untuk menjadi MC di Diskusi Jurnalistik kerjasama antara Indonesia Lawyers Club tvone dan Fakultas Hukum USU. Tau kan yah ILC itu apaan? yup, acara adu tanpa jotos yang dipandu oleh jurnalis hukum senior Bang Karni Ilyas. Subtansinya sih katanya hukum tapi untuk dijadikan referensi hhmmm, we need to rethink thousand times, sometime it only talks non sense.. Itu menurut pendapat saya, yang lain sih diberi kebebasan berfikir berbeda dengan saya :)
Ada suatu masalah juga terkait dengan hal itu, but it was solved, dan Alhamdulillah tidak terlalu membuat saya bagaimana2, meski sedikit rada pusing nyelesainnya hehe..
Dan minggu lalu, saya diundang untuk menjadi tamu di acara Talk Show pada suatu radio swasta terbesar dan cukup terkenal di Medan, City Radio FM. Talk Show-nya berbahasa inggris. Awalnya si mbak penyiar menghubungi saya dan bilang kalau talk show nya mengenai program keluar negeri saya kemarin, jadi saya fikir pembahasannya pastilah tidak jauh-jauh dari pengalaman saya selama di Australia beberapa bulan lalu. Saya santai, tidak ada persiapan dan juga tidak nervous, karena saya tipe orang yang bila mempersiapkan matang2 malah biasanya bisa buyar dan kacau, jadi membiarkan semuanya mengalir begitu saja lebih bekerja dan berhasil buat saya.
Sabtu, 12 Mei 2012, tepat pukul 10.00 WIB diantar Ibu ke Stasiun City Radio FM, sempat kesasar beberapa kali (ya, yah, gelar bolang memang tepat buat saya -_-) sedikit meleset 5 menit dari waktu yang dijanjikan, saya diantar satpam kedalam Gedung City Radio FM, gedungnya cukup besar, memiliki 3 lantai dengan dekorasi menarik, elegan dan terkesan mewah, lalu di lantai satu saya disambut dengan Kak Meyme, penyiar yang akan memandu "Saturday Fiesta Talk Show" nantinya, beliau langsung membawa saya ke lantai 3 tempat siaran berlangsung.
Lagi-lagi, saya lumayan terpesona dengan interior ruang studio siaran, karena ruangannya sangat comfy, luas, keren dan elegan. Kita langsung start siaran, awalnya sih pembicaraan sekitar memperkenalkan diri saya, mulai kegiatan, hoby dan lain-lain, lalu masuk ke topik tentang pengalaman selama saya di luar negeri. Sampai disitu sih masih terkesan "normal" dan berada di dalam jalur, lalu sebelum on air lagi selama break, Kak Meyme meminta saya untuk membaca suatu artikel mengenai gay, dan beliau mengatakan bahwa saya akan ditanyai pendapat terkait issue tersebut, dan yang pasti harus dijawab secara diplomatis dan no offense.
Tidak ada masalah pada part "gay" tersebut, namun yang menjadi masalah adalah pertanyaan selanjutnya, Kak Meyme tanpa memperingatkan lebih dulu, langsung todong saya dengan pertanyaan yang membuat saya mati keki, dan bingung mencari jawaban. Beliau bertanya tentang pengalaman "Love Life" saya, otomatis respon saya pertama kali adalah tertawa. Kebiasaan saya setiap diberikan pertanyaan atau statement yang membuat saya blushing adalah meresponnya dengan tertawa terlebih dahulu, karena ketika tertawa otak kiri saya akan sibuk mencari jawaban tepat yang dapat "menyelamatkan" saya tanpa membuka privasi saya lebih dalam namun jujur.
Yah, seperti yang sudah diketahui jika membaca post saya sebelumnya, maka akan ketahuan bahwa saya tidak pernah punya pengalaman percintaan. Selama 21 tahun 6 bulan usia saya, tidak pernah menjalin hubungan spesial dengan lawan jenis, pacaran istilah anak mudanye. Pertama, karena prinsip, dalam kamus saya tidak dikenal istilah pacaran sebelum menikah, yang ada pacaran setelah menikah. Lantas, pertanyaan selanjutnya yang biasa ditanya orang2 kalau saya bilang tidak pernah pacaran adalah "Have I ever fell in love?" Maka jawabannya akan sama "TIDAK". Eits, tunggu bukannya saya tidak normal, jelas saya normal. Namun, setiap orang mendefinisikan cinta dengan arti yang berbeda, bagi saya cinta kepada lawan jenis adalah ketertarikan yang tercipta atas kehendak Allah, yang kemudian melahirkan komitmen atas nama Allah, sebuah perjanjian yang sekuat perjanjian para nabi, Mitsaqaan Gholizon, lalu timbul lah suatu tanggungjawab dan kasih sayang yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan Al-Quran dan Hadits. Dan menurut definisi tersebut bagi saya, Cinta adalah Pernikahan.
Dan, si Mbak Penyiar juga bertanya tentang kriteria pria idaman saya, aseeekkk.. Part mengkualifikasikan pendamping hidup selalu menjadi bagian paling menarik bagi tiap perempuan, hehe..
Pada dasarnya saya bukanlah orang yang terlalu menargetkan syarat ketat, meski teman2 lain sering bilang "Im picky on guy". Namun, memang ada beberapa syarat yang meski tidak berlaku mutlak tapi yah tetap jadi prioritas bagi saya.. Dan kualifikasi tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Ibu angkat saya di Kangaroo Island, Australia, Anna Hadland sebelum melepas kepergian saya kembali ke Tanah Air.
1. Religious
Saya berharap orang yang mendampingi saya kelak adalah pasti seorang muslim yang baik, menjalankan kewajiban agama dan sunnah rasul beserta sifat hanif yang dimilikinya adalah syarat penting yang paling utama bagi saya, karena dia akan menjadi imam bagi saya dan anak-anak kami kelak.
2. Intelligent
Lalu, saya ingin dia lebih pintar dan berwawasan luas dari saya, mengapa? karena bagi saya dalam suatu hubungan, komunikasi adalah hal yang sangat penting. Saya membutuhkan seorang pendamping yang tidak hanya menjadi partner hidup saya namun juga sebagai imam bagi saya dan anak-anak kami kelak di masa depan, tentulah seorang yang cerdas dan mampu memimpin keluarganya adalah yang saya butuhkan. Seperti tipe golongan darah O lainnya, saya memiliki sifat dominan dalam ke-leadership-an, dan saya butuh seorang yang cerdas dan lebih berwawasan luas yang bisa menundukkan kedominasian saya dengan keintelektualannya. Karena terbukti, selama pengalaman saya, kedominasian saya selalu tunduk pada mereka yang memiliki keintelektualan. Selain itu, saya membutuhkan seseorang yang tidak hanya bisa berbicara tentang cinta dan hal romantis semata namun juga seseorang yang bisa saya ajak bertukar fikiran mengenai permasalahan yang ada baik domestik (rumah tangga) maupun sekedar isu-isu berkembang di masyarakat. Sehingga, dalam rumah tangga biarlah sifat dominan ini berkembang memang di ranahnya saya, yaitu ranah mengurusi urusan pekerjaan rumah seperti merawat suami dan anak-anak. Dalam hal contoh, ketika suami tidak mau dinasehatin untuk istirahat padahal sedang sakit, nah boleh lah kedominasian saya dipakai untuk memaksanya istirahat demi kesehatannya.
3.Humorous
Lalu kualifikasi selanjutnya adalah, He has to be humorous. Mengapa hal ini juga masuk dalam syarat? awalnya hal ini tidak terfikirkan oleh saya, namun nasehat ibu angkat saya membuat saya menambahkannya kedalam list. Ibu angkat saya bilang menikah dengan seseorang tanpa sense of humor ibarat menikah dengan robot. Sepertinya jika difikir2 memang iya hehe.. Papa adalah orang yang sangat humoris, sedang Ibu yang bertipe golongan darah A adalah seorang yang lumayan kaku, peace Mom, hehe.. Namun, kehumorisan papa selalu berhasil mencairkan suasana sehingga keluarga saya tidak pernah jauh-jauh dari candaan dan tawa, walhasil kalau ada hal yang tidak mengenakkan terjadi bisa cepat lupa dan kembali baik lagi setelah dapat siraman humoris papa, hehe.. Dalam rumah tangga, dibutuhkan suasana candaan yang bisa mengakrabkan anggota keluarga, dan candaan selalu berhasil merobohkan benteng pemisah diantara sesama, tentunya candaan yang sesuai konteks dan tidak berlebihan juga hehe. Toh Rasulullah juga sering bercanda dengan Aisyah, sehingga kehidupan rumah tangga tidak akan terkesan monoton.
4. Wise and Kind
Dan the next, dia haruslah seseorang yang baik dan bijak, pada dasarnya ini juga sudah satu paket sih dengan poin pertama, seorang muslim yang baik pastilah memiliki pribadi yang baik, lalu kenapa tetap masuk list? Sekedar untuk mempertegas dan memperpanjang list doang sih haha. Tapi yah, seorang suami memang harus bijak, karena dialah yang akan memimpin rumah tangga, nakhoda rumah tangga, dan kebijaksanaan tidak boleh jauh2 dari seorang pemimpin :)
5. He Has To Love Me The Way I Am and Love Me With All of Him
and The last but not least dan termasuk yang sangat penting adalah "He has to love me the way I am and love me with all of him". Yup, dalam rumah tangga dibutuhkan kepercayaan dan kepercayaan timbul akibat adanya rasa cinta diantara sesama. Dia haruslah seseorang yang mencintai saya dengan apa adanya saya, yaitu mencintai saya satu paket dengan kelebihan dan kekurangan yang saya miliki. Karena saya pun akan mencintainya dengan cara yang sama, mencintai kelebihan dan kekurangan yang ada padanya. Karena suami dan istri ibarat pakaian yang menutupi satu sama lain. Suami istri adalah satu jiwa dalam dua tubuh, yang sudah seharusnya melengkapi satu sama lain.
Dan berbicara tentang masa depan pastilah berkaitan dengan pernikahan dan karier. Saya terlahir dari keluarga dimana kedua orang tua bekerja, sehingga melihat keberhasilan Ibu yang meski telah menikah dan mempunyai 4 orang anak namun memiliki karier yang begitu cemerlang tanpa mengenyampingkan tugas beliau merawat suami dan anak, bahkan hadits "Al-Ummu Madrasatun" benar2 beliau aplikasikan, tidak setitikpun ilmu yang saya dapat hari ini lepas dari peranan Ibu tercinta. Sehingga saya pun ingin begitu, berkarier namun tetap tidak melupakan dan mengenyampingkan tugas saya sebagai istri dan Ibu. Awalnya sejak umur 16 tahun saya telah memiliki mimpi untuk menjadi seorang diplomat kelak, namun Ibu sangat menentang keinginan ini, meski ibu adalah orang yang menjunjung tinggi pendidikan, namun bagi beliau seorang perempuan haruslah lebih dulu mendahulukan kodratnya yaitu, menikah dan mempunyai anak. Nah, ketakutan Ibu apabila saya menjadi diplomat maka akan timbul keinginan saya untuk tidak menikah karena yah, tau sendiri dong gimana diplomat itu, posting sana-sini, karier cemerlang, kalau pun menikah masa suami ikut istri mulu kemana2. Maka, dengan pertimbangan hal tersebut saya pun kini telah mencoret impian menjadi diplomat tersebut dari list mimpi saya, karena keyakinan saya yang percaya bahwa Ridhollah fi Ridho Walidain. Belakangan timbul plan baru, saya ingin setelah menyelesaikan S1 langsung lanjut S2, dan kalau bisa di luar, kembali ke Australia, Ibu sih sedikit tidak setuju dengan ide ini, bagi Ibu tidak ada S2 sebelum menikah, namun bujukan yang telah saya gencarkan hampir 3 tahun tampaknya kini membuahkan hasil, Ibu kini mengeluarkan izin S2 sebelum menikah untuk saya meski dengan catatan "S2 harus overseas dan beasiswa". Saya terima kesepakatan tersebut dan jika suatu saat saya telah menikah dan suami meminta saya berhenti atau mengganti karir yang saya jalani maka akan saya lakukan. At least untuk sementara saya sudah mempunyai plan, meski masa depan Allah yang mengatur, dan saya yakin Allah is the best planner. Sehingga, jika rencana2 yang saya buat tidak berjalan sesuai yang saya rencanakan saya tidak akan kecewa dan akan menerimanya. Dan karena saya tidak tahu kapan saya menikah maka rencana ini lah yang akan saya pakai untuk masa depan, namun jika ditengah jalan seseorang mengajak saya untuk mengikat janji sekuat perjanjian para Nabi, Mitsaqan Ghalizhon dan Allah memang menakdirkannya seperti itu, then I will definitely accept it with pleasure.. Karena lagi-lagi, Allah is the best planner :)
Saturday, April 21, 2012
Coret-Coret Ga Penting (EPISODE ILSA MADNESS)
Kemarin setelah ujian mid semester mata kuliah Tindak Pidana Khusus, anak-anak ILSA 2012, khususnya pengurus internal ILSA pada kumpul di ruangan adem nan ayem, ruang hukum internasional di FH USU untuk Rapat Seminar "Border Diplomacy" yang akan diselenggarakan oleh FH USU dan bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI. Setelah ke-hectic-an yang terjadi urus sana-sini karena waktu seminar tinggal seminggu lagi, belum lagi ujian yang buat makan tak enak, tidur pun tak nyenyak total menyebabkan anak2 ILSA kehilangan arah. Salah satu contohnya adalah percakapan yang ga nyambung dari agenda rapat dengan sedikit bumbu hiperbola.
PART I :
Alief : "Ida udah pernah pacaran berapa kali?"
Saya : "Ga pernah hehe"
Alief : "Ihh kasian yah" *nyegirgamerasabersalah
Saya :" Single itu prinsip, Lief, yang mau mah banyak tapi Ida tolak semua" *gamaukalah (Tingkat Kenarsisan 80%)
Alief : *Ngangguk2sokngerti, "Klo Jen, gimana?"
Jennifer Wu : "Aku juga ga pernah, aku sih nunggu indah pada waktunya" *naikingagangkacamatasokcool
Indah : "Eh, tuh si A, ganteng2 tapi ga pernah pacaran, aku rasa dia maho (gay) deh"
Saya dan Jen : *ngelirikbarengan "Maksud loe kita yang ga pernah pacaran ga normal gitu?"
Indah : "Yah, itu kalian sendiri lah yang tau" *Ketawatanpadosa
Saya dan Jen : Grrrr *ngasahpiso
PART II :
Jen : "Eh, iya yah, ternyata anak ILSA kok banyakkan yang cewek suka sama cowok yang lebih muda dan yang cowok suka cewek yang lebih tua."
Alief : "Ida suka berondong juga emangnya?"
Saya : "Nggak juga, palingan klo nonton di bioskop aja, yang rasa karamel enak" (masih fokus ke bahan rapat)
Jen : "Oalaahh, Itu BERONDONG JAGUNG, Da"
Saya : "Hlah, emang ngomongin berondong jagung kan" *polos
Alief dan Jen : "Ckckckck, Abaikan si Ida -__-" *helpless
Jen : "Eh, iya yah, ternyata anak ILSA kok banyakkan yang cewek suka sama cowok yang lebih muda dan yang cowok suka cewek yang lebih tua."
Alief : "Ida suka berondong juga emangnya?"
Saya : "Nggak juga, palingan klo nonton di bioskop aja, yang rasa karamel enak" (masih fokus ke bahan rapat)
Jen : "Oalaahh, Itu BERONDONG JAGUNG, Da"
Saya : "Hlah, emang ngomongin berondong jagung kan" *polos
Alief dan Jen : "Ckckckck, Abaikan si Ida -__-" *helpless
PART III :
Jen : "Eh, Lief, kamu katanya suka sama cewek yang lebih tua yah?"
Alief : "Iya, aku udah trauma sama yang lebih muda, labil gada dewasanya"
Jen : "Oh, sama Ida aja dia kan lebih tua dari kamu beberapa bulan" (Tingkat Jiwa Kemakcomblangan : 99%)
Alief : *Nundukpura-puramalu
Jen : "Ya kan Da?" *ngedipinmata
Saya : "Hauhau, gua ga suka berondong" *megap2abismakanmaicihlevel10
Jen : "Wohoo, si Ida udah ngerti konsep brondong woyy" *menangisterharu
Saya : *bekapJenmasukkindalamkarung
PART IV :
Saya : (Ngelirik Alief dengan kacamata silindrisnya yang lagi tekun mengisi kekosongan rapat dengan belajar) "Eh, Lief, golongan darah kamu, A yah?"
Alief : "Iya, kok tau?" *masihseriusnekurincatatankuliah
Saya : "Tau lah, keliatan lagi, kamu orangnya serius dengan simpati tinggi ke sekitar, perfeksionis, selalu ngalah, selalu mendam perasaan padahal kamu udah ga suka banget sama tuh orang tapi demi menjaga perasaan tuh orang kamu lebih milih diam, ambil jalan aman lah istilahnya. Konservatif, mudah kasih pertolongan ke orang lain, orientasi jangka panjang dan planner berjalan" *ngelipattangangayadetektif
Alief : "Ih, tepat banget, kamu cenayang yah, Da? Eh besok soal ujian apa yang keluar?" *mataberbinar2penuhharap
Saya : &^%$##@ *pasangstickerdijidat "GUA BUKAN MAMA LAURENT"
FYI :
ILSA : International Law Student Association
Casting :
Saya (The Owner of The Blog) : Ketua ILSA FH USU bergolongan darah O yang polos, punya feeling kuat, selalu berwibawa dan bijaksana :P *dilemparanakILSA XD
Jennifer Wu/Jen : Anggota ILSA bergolongan darah Idem dengan ketua ILSA (Sekretaris Panitia Marine Spirit Pulau Pandang HI) yang dijulukin Mama Jen karena selalu ngayomin anak ILSA, dan selalu mengecek apakah anak-anaknya telah menghormati dasar-dasar Garis Besar Haluan Negara (GBHN) ILSA yang ditetapkan oleh Ketua ::Hammer::
Alief : Wakil Ketua ILSA bergolongan darah A yang selalu serius dan punya prinsip hanya satu perempuan sekali seumur hidup XD. Korban pemaksaan anak2 ILSA sebagai tameng dengan senjata ketampanannya untuk menghadapi seorang dosen ;P
Indah : Anggota ILSA yang nyentrik abis (Ketua ILSA belum bisa mendeteksi golongan darah gadis berambut cat merah ini) dan punya kebiasaan menuliskan nama mantan cowoknya di satu list, dan sekarang total mantannya berjumlah 43 orang (yang jomblo nelan saliva) namun baik hati dan lumayan royal sama temen, kendaraan pengurus aman selalu XD
Pada dasarnya, masih banyak hal-hal aneh bin unik yang terjadi di sekitar anak2 ILSA, dan akan disambung jika mood penulis lagi baik buat menuangkannya ke dalam blog ini hehe.. so, To be continued...
Tuesday, April 3, 2012
93 Million Miles
Yap, seperti yang sudah ditebak, judul tulisan kali ini terinspirasi dari salah satu lagu dari Jason Mraz, 93 Million Miles. Ketika saya mencoba menghilangkan kebosanan setelah berkutat dengan bahan-bahan mengenai Bioteknologi menurut Hukum Lingkungan Internasional untuk bahan KTI Mawapres saya, tidak sengaja melihat di home page Facebook saya, Bang Ozak (one of AIYEP Alumni 2010) put this video of Jason Mraz singing 93 Million Miles on another alumni's wall. Dan saya tertarik dengan video tersebut setelah membaca comment mereka yang mengindentifikasikan bahwa video klip lagu tersebut telah sukses membuat mereka berdua yang sedang berada di Perth, Australia homesick.
Dan, yah jari saya pun mulai mengklik new tab, menelusuri youtube mencari video tersebut, dan Voila! video ini berhasil membuat saya jatuh cinta dengan lirik dan tune nya yang benar-benar incredible !!
Berikut video dan liriknya
Kemudian ingatan saya membawa saya hanyut kedalam perjalanan program AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program) yang baru selesai 12 Februari lalu. Teringat masa-masa adaptasi dengan new places, new people, new things, etc. Yang membuat saya suka atau tidak suka harus deal dengan situasi yang tidak biasa saya hadapi selama di tanah air. Kerinduan akan senyuman dan masakan Ibu, guyonan dan perhatian Papa, Canda tawa bersama Mbak Dian, Cici dan Fattah, suasana sibuk dan hecticnya Medan, kesibukan dikampus dan organisasi, terkadang membuat saya ingin segera cepat selesai dari program dan yah come back home..
Namun, setelah program selesai, keinginan untuk kembali ke Australia semakin menguat hingga membuat saya mengubah peta hidup 5 tahun kedepan, yang awalnya membuat AMINEF Fulbright sebagai next destination dan sukses membuat saya yakin menolak tawaran beasiswa dari Asia Foundation untuk melanjutkan s2 di Washington University which is highly respected University in West Coast demi mendapatkan ADS (Australian Development Scholarship) di ANU (Australia National University).
Mungkin inilah yang disebut "HOME", Australia seperti rumah kedua bagi saya. Meski selama tinggal disana tidak semua berjalan sesuai rencana dan keinginan namun setidaknya lebih banyak hal yang membuat saya jatuh cinta dan merasakan terikat secara literally dengan negara kangguru ini.
Namun, yang membuat saya mencintai Australia yah AIYEP sendiri, orang-orang didalamnya, baik peserta Indonesia dan Australia telah membuat saya mencintai mereka with all of me. Dan bagi saya selain rumah yang saya tinggal bersama keluarga di Medan, Indonesia. Australia, terkhusus Adelaide dan Kangaroo Island seperti rumah kedua bagi saya, rumah dimana saya bisa pulang kapanpun saya mau, dengan AIYEP sebagai keluarga saya yang akan menyambut saya kapanpun saya kembali.
Im so blessed to be a part of AIYEP big family :)
Dan, suatu saat ketika saya menjejakkan kaki ke tempat-tempat baru lagi, ribuan mil dari rumah, dari keluarga, dari tanah air, mungkin saya mencintai tempat-tempat tersebut namun "HOME" akan selalu berada dihati dan tidak akan pernah terganti, dan berjanji suatu saat saya akan kembali lagi dengan hati yang tak pernah terbagi...
Dan, yah jari saya pun mulai mengklik new tab, menelusuri youtube mencari video tersebut, dan Voila! video ini berhasil membuat saya jatuh cinta dengan lirik dan tune nya yang benar-benar incredible !!
Berikut video dan liriknya
Kemudian ingatan saya membawa saya hanyut kedalam perjalanan program AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program) yang baru selesai 12 Februari lalu. Teringat masa-masa adaptasi dengan new places, new people, new things, etc. Yang membuat saya suka atau tidak suka harus deal dengan situasi yang tidak biasa saya hadapi selama di tanah air. Kerinduan akan senyuman dan masakan Ibu, guyonan dan perhatian Papa, Canda tawa bersama Mbak Dian, Cici dan Fattah, suasana sibuk dan hecticnya Medan, kesibukan dikampus dan organisasi, terkadang membuat saya ingin segera cepat selesai dari program dan yah come back home..
Namun, setelah program selesai, keinginan untuk kembali ke Australia semakin menguat hingga membuat saya mengubah peta hidup 5 tahun kedepan, yang awalnya membuat AMINEF Fulbright sebagai next destination dan sukses membuat saya yakin menolak tawaran beasiswa dari Asia Foundation untuk melanjutkan s2 di Washington University which is highly respected University in West Coast demi mendapatkan ADS (Australian Development Scholarship) di ANU (Australia National University).
Mungkin inilah yang disebut "HOME", Australia seperti rumah kedua bagi saya. Meski selama tinggal disana tidak semua berjalan sesuai rencana dan keinginan namun setidaknya lebih banyak hal yang membuat saya jatuh cinta dan merasakan terikat secara literally dengan negara kangguru ini.
Namun, yang membuat saya mencintai Australia yah AIYEP sendiri, orang-orang didalamnya, baik peserta Indonesia dan Australia telah membuat saya mencintai mereka with all of me. Dan bagi saya selain rumah yang saya tinggal bersama keluarga di Medan, Indonesia. Australia, terkhusus Adelaide dan Kangaroo Island seperti rumah kedua bagi saya, rumah dimana saya bisa pulang kapanpun saya mau, dengan AIYEP sebagai keluarga saya yang akan menyambut saya kapanpun saya kembali.
Im so blessed to be a part of AIYEP big family :)
Dan, suatu saat ketika saya menjejakkan kaki ke tempat-tempat baru lagi, ribuan mil dari rumah, dari keluarga, dari tanah air, mungkin saya mencintai tempat-tempat tersebut namun "HOME" akan selalu berada dihati dan tidak akan pernah terganti, dan berjanji suatu saat saya akan kembali lagi dengan hati yang tak pernah terbagi...
Saturday, March 31, 2012
Siapa dan Apa yang Kau Cari? (Episode : Pernikahan)
(Tulisan Lama dari Account Facebook Saya, Semoga Tak Usang Dimakan Zaman dan Bermanfaat)
Nasehat ini sering saya berikan ke adik bungsu saya sejak
dia menginjak usia remaja, namun pagi tadi terbersit di fikiran untuk
membaginya kepada adik-adik luar biasa saya yang lainnya.. Meski dirasa terlalu
dini, namun rasanya hal seperti ini sudah pantas untuk diketahui adik-adik saya
yang mulai beranjak dewasa..
Adikku, Ketika engkau dewasa nanti, ketika engkau mulai
berfikir untuk mencari sandaran hatimu, siapakah yang kau cari?
Seorang wanita dengan paras yang cantik? Duhai, adikku, jika
ini yang kau cari maka kau dapat menemukannya dengan mudah, di sekolah, kampus,
bahkan jalan raya.. Mereka tersebar dimana-mana, dengan hiasan yang memukau,
busana yang mengundang, tutur kata yang menggoda, dan senyum yang menawan..
Jika ini yang kau cari, maka jangan marah jika kukatakan engkau mengalami
kerugian besar. Karena fisik tidaklah kekal, siapa yang dapat menjamin paras
cantiknya tetap ada hingga esok hari? Apa yang terjadi jika Allah memberinya
musibah hingga kehilangan kecantikannya? 5, 10, 20 tahun, apakah kau akan
melihat fisik yang sama seperti engkau pertama kali mengenalnya? Tidak.. karena
kukatakan sekali lagi fisik tidaklah abadi..
Atau kau mencari seorang wanita cerdas? Adikku, bagaimana
definisi cerdas menurutmu? Apakah Seseorang dikatakan cerdas ketika ia mampu
mengerjakan ribuan soal matematika dan fisika dengan cepat dan benar atau
seseorang yang menguasai lebih dari dua bahasa dengan lancar? Jika itu yang kau
cari, maka engkau akan mudah menemukannya, dimana saja. Dan bukan suatu hal
yang sulit bagimu mendapatkan satu dari miliaran wanita cerdas di dunia ini.
Atau Kau mencari seorang wanita kaya? Sehingga dengannya
engkau tak perlu memikirkan persoalan ekonomi yang sulit nantinya? Sama seperti
kecantikan duhai adikku, harta pun tak pernah abadi, ia bisa diambil Allah
kapan saja, karena sejatinya harta yang dimilikinya bukanlah miliknya
sesungguhnya, namun milik Allah semata. Lalu, apa yang akan terjadi jika esok
Allah akan mengambil semua miliknya?
Mendapatkan seorang wanita yang mencintaimu karena fisikmu
adalah hal yang biasa,
Mendapatkan seorang wanita yang mencintaimu karena
kecerdasanmu adalah hal yang biasa.
Mendapatkan seorang wanita yang mencintaimu karena hartamu
adalah hal yang biasa.
Namun, mendapatkan seorang wanita yang menerima fisikmu yang
apa adanya adalah hal yang luar biasa.
Mendapatkan seorang wanita yang menerima ketidakcerdasanmu
dalam beberapa hal adalah hal yang luar biasa
Mendapatkan seorang wanita yang menerima kekurangan
materimu, dan bersedia memulai dari awal bersama mu adalah hal yang luar biasa.
Carilah seorang wanita dari segi akhlak dan agamanya..
Jika kau menemukannya suatu hari nanti, jangan ajak ia untuk
berpacaran, karena pacaran tidak pernah ada dalam kamusnya, namun ajaklah ia
menikah karena hanya itu solusi yang ada difikirannya. Dengan itu ia menilai
sikapmu, keberanianmu, dan tanggungjawabmu..
Jangan pernah berusaha untuk menyentuhnya karena ia seorang
yang tidak tersentuh, ia menjaga dirinya dari sentuhan yang bukan mahramnya,
menjaga pandangannya dari apa-apa yang tidak halal baginya, menjaga suaranya
sebagai tanda ia menarik garis tegas antaramu dan dia..
Karena ia melakukannya demi dirimu, calon pendampingnya
kelak, siapapun dia, ia tidak peduli, karena yang paling penting baginya hanya
akhlak dan agama yang dinilai, pangkat, harta dan jabatan tidak bernilai
dimatanya.. Ia akan menerima jika engkau bukanlah seorang berpangkat tinggi,
berharta banyak, dan memegang jabatan penting, dan ia akan bersyukur jika
engkau memiliki salah satu dari tiga hal tersebut sebagai tambahan karunia
Ilahi baginya, karena sekali lagi kukatakan akhlak dan agamamu lah yang dinilainya
dan bukan segala hal yang kau miliki di dunia ini..
Wanita ini memiliki segala kesempurnaan, parasnya cantik
karena selalu tertutupi oleh hijab ketakwaan, tak pernah sedikitpun ia rela
jika sehelai rambutnya dilihat oleh yang bukan mahramnya, tak pernah sedikitpun
ia rela jika setiap sudut lekuk tubuhnya dapat diamati dengan yang bukan
mahramnya, karena ia begitu cantik, hingga Allah pun mencintainya..
Kecerdasannya luar biasa ia mampu menyelesaikan masalah
dengan baik, menyikapi kehidupan dengan bijak, menyadari kesalahan dengan
cepat. Ia akan mencintaimu dengan tulus, memahami sikapmu dengan baik, mematuhi
perintahmu dengan ikhlas, dan mendidik anak-anakmu dengan luar biasa, kau tahu
kenapa ia mampu melakukan semuanya? Karena ia punya buku petunjuk luar biasa
ditangannya, yakni Quran dan Hadits..
Kekayaannya begitu melimpah, ia memiliki begitu banyak stok
kesabaran ketika berusaha memahami sikapmu yang tidak disukainya, begitu banyak
stok keikhlasan ketika hanya sedikit harta yang diterimanya darimu, begitu
banyak stok kasih sayang ketika ia merawatmu dan anak-anakmu.. Ia rela tidak
tidur hingga engkau memaafkan kesalahannya, ia rela menahan kantuknya hanya
demi membukakan pintu dan membuatkan secangkir teh ketika engkau pulang larut,
ia rela ketika hanya senyuman yang ia dapatkan dihari ulang tahunnya karena ia
faham bahwa engkau telah berusaha menafkahinya dengan baik meski sedikit yang
kau beri.
Kau tahu kenapa Ia Begitu “Sempurna” ? Karena Ia bidadari
dunia yang Allah anugerahkan kepadamu, untuk engkau didik ia dengan cintamu,
untuk engkau lindungi dengan kelembutan, untuk engkau cintai ia dengan sepenuh
hatimu..
Namun, sayangnya wanita ini tidak begitu banyak diciptakan
Allah, mereka bagai satu diantara seribu, mendapatkannya begitu sulit bagai mencari
jarum ditumpukan jerami, untuk meraihnya kau pun harus melakukan usaha yang
tidak sedikit dan mudah..
Syaratnya begitu banyak, namun tidak begitu sulit jika
engkau ikhlas mengerjakannya.. Allah akan menganugerahimu satu diantara ribuan
bidadari dunia ciptaanNya, hanya dengan akhlak dan agamamu sebagai harganya..
Karena kualitasnya begitu tinggi hingga engkau pun harus
menyesuaikan kualitasmu agar setara dengannya, bukan kualitas fisik, harta dan
kecerdasan, namun kualitas akhlak dan agamamu.. maka jika engkau ingin
mendapatkan seorang bidadari dunia, mulailah perbaiki dirimu, tingkatkan akhlak
dan imanmu sehingga kualitasmu akan setara dengannya, hingga Allah pun yakin
untuk mempercayakan bidadari dunia tersebut kepadamu..
Namun, sekali lagi kuingatkan duhai adikku, luruskan niatmu
untuk melakukannya demi Allah dan bukan demi mendapatkan bidadari duniaNya
semata.. karena untuk mendapatkan cintanya kau harus memperoleh cintaNya
terlebih dahulu..
Selamat Mencoba dan Berjuang, Kutunggu kabarmu mendapatkan
bidadari dunia suatu hari nanti ..
Salam Cinta
Kakakmu
Maulida Hadry Sa'adillah
(Doakan semoga ia juga termasuk sebagai bidadari duniaNya)
Surat Cintaku Untukmu :)
(Catatan Lama, Terima Kasih Untuk Mereka Yang Tersirat Saya Sebutkan Disini) :)
21 Mei 2010,
Ketika diri ini dilanda dengan berbagai permasalahan dunia,
hingga tangis pun tak bisa dibendung, berkali-kali diri ini mencoba untuk
bangkit, namun sulit..
kesedihan menjadi nyanyian langkah keseharianku, senyum pun
sulit untuk diukir..
Sujud panjang pun menjadi pelarian, sepertiga malamNya pun
menjadi penantian, lembaran kalamNya pun menjadi peringanan..
“Allah, beri aku penawar..” bibir ini tak berhenti berucap
hal yang sama..
mencoba melepaskan segala kegundahan dan kesedihan yang
sedang menggelayuti hati dengan mengiba cinta padaNya..
DhuhaNya menjadi pengaduan, lagi.. air mata pun tak bisa
dibendung..
Berat.. itu yang kurasa, permasalahan ini begitu menyita
fikiran dan hati..
Lagi.. doa yang sama terucap “Allah.. beri aku penawar”
Dan penawar itu pun datang, lewat senyum tulus adik-adikku,
lewat tawa ringan mereka, lewat pelukan hangat mereka, lewat pandangan cinta
mereka, lewat perhatian mereka..
Aku terharu, sekian banyak dari mereka melihat kesedihan di
wajah ini, meski berulang kali aku mencoba untuk tersenyum, meski berulang kali
aku mencoba untuk tertawa, meski berulang kali aku berusaha untuk berkata “
kakak, baik-baik saja, sayang..”
Tapi tetap, diri polos mereka tak bisa dibohongi..
Dan Allah benar-benar tak pernah ingkar janji, penawar itu
diberikan dalam hitungan menit, lewat sebuket bunga cinta mereka, lewat
bingkisan cinta mereka, dan lewat surat cinta mereka, yang kutahu belakangan
bahwa mereka menuliskannya bersama untukku, hanya untukku..
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Buat kakak tercinta..
Seorang wanita yang santun ucapannya juga perilakunya
Wajahnya bersinar beralaskan wudhu yang selalu membasahinya
Senyumnya bagai bulan sabit yang indah di kegelapan malam
Tutur lembutnya yang selalu mengajak kepada kebaikan
Dialah wanita yang selalu menjaga pandangannya
Yang menjadikan jihad kesehariannya, kebenaran andalannya
Zikir pelipur hatinya, ilmu senjatanya
Makrifat modal utamanya, dan shalat buah mata kesayangannya
Dia yang selalu hadir dengan sejuta keindahannya
Yang ditemani kebaikan dan juga duri kesalahan
Sebagai tanda ia tak sempurna
Karena dia juga makhluk biasa yang tak luput dari dosa
Wahai wanita cantik..
Selimut kabut tak pernah memudarkan cahaya senyummu
Hujan di hatimu tak membasahi wajah beningmu
Pesona Zahra dalam dirimu selalu terjaga sepanjang waktu
Dibalik ketegasan hijabmu terukir lembut qalbumu
Gugusan do’a dan harapan yang kau panjatkan
Menjadi benteng kesabaran dan keikhlasan
Hamparan samudera kasih dan cintamu
Melukis kekuatan dengan tulus memaafkan
Kau yang selalu mengajarkan bahwa..
Tidak ada kata “menyerah” tetapi hanya “pasrah”
Dengan usaha yang tak mudah dan tetap tawakkal kepada Allah
Uluran tanganmu yang menarik kami saat jatuh
Senyum tulusmu yang menghapus pilu kami
Ucapan dinginmu yang membakar semangat kami
Serta do’a tulusmu yang selalu menyertai kami
Semoga kasih dan cinta-Nya selalu tercurah untukmu
Al-Faris SMAN3 Medan (21 Mei 2010)
Terdiam.. yah, hanya itu yang dapat kulakukan, air mata haru
pun menetes dengan deras, Rabbi.. betapa besarnya cintaMu kepadaku yang engkau
titipkan lewat bidadari-bidadari kecilku..
Pelukan mereka menjadi penguatku, senyum mereka menjadi
pelipurku, tawa mereka menjadi penghiburku, Rabbi.. betapa aku mencintai
mereka..
Duhai cintaku..
Sesungguhnya aku tak layak menerima beribu cintamu
Karena terkadang aku terlupa memberikan perhatian kepadamu
Meski hanya lewat sebaris sms..
Duhai Bidadariku..
Jika saja kau tahu begitu berharganya kau dihatiku..
Senyum tulusmu mampu menghapus duka di wajahku
Tawa riangmu mampu menciptakan tawa di bibirku
Pelukan hangatmu mampu memberikan kekuatan diriku
Terima Kasih Cintaku..
Untuk untaian doa yang tidak pernah terlepas dari bibirmu
Untuk perhatian yang tak pernah luput darimu,
Untuk kehadiranmu di saat aku membutuhkanmu
Yaa Allah jika saja diri ini dapat meminta..
Kumohon yaa Rabbi..
Cintailah mereka, sepenuh cintaMu kepada kekasihMu..
Karena sungguh mereka telah mencintaiku sepenuh cinta mereka
kepada orang terkasih mereka..
Berilah mereka kekuatanMu ketika mereka menghadapi masalah
Agar tak ada tetes air mata yang menetes dari mata indah
mereka
Karena sungguh diri ini tak sanggup melihat bening itu
menyelimuti wajah sucinya.
Jagalah mereka ketika aku tidak bisa lagi bersama mereka yaa
Rabb..
Jagalah mereka ketika aku tidak bisa lagi mendekap erat
mereka
Jagalah mereka ketika tangan ini tak mampu lagi menguatkan
mereka
Jagalah mereka ketika senyum ini tak mampu menghapus duka
mereka
Jagalah mereka ketika kata-kata ini tak mampu lagi
menyemangati mereka
Karena sungguh PenjagaanMu adalah sebaik-baiknya penjagaan.
Yaa Rabbi..
Sungguh mereka adalah permataku
Kumohon yaa Rabbi, kumohon dengat sangat..
Cintailah mereka yaa Rabb..
Cintailah mereka yaa Rabb
Cintailah mereka yaa Rabb
Karena ketika mereka memilikiMu, mereka tidak butuh apapun
di dunia ini..
Yaa Rahman..
Jadikanlah kata “Cukuplah Allah bagiku” menjadi penguat
langkah mereka
Jadikanlah kata “ Ikhtiar” menjadi dasar usaha mereka
Jadikanlah kata “ Tawakkal” menjadi akhir perjuangan mereka
Karena sungguh, kulihat jelas di mata mereka, mental muslim
sejati telah terpatri rapi disana..
Yaa Rahim
Sesungguhnya Engkaulah pemilik mereka..
Kumohon yaa Rahman..
Kumohon dengan sangat..
Kelak masukkan lah mereka kedalam barisan shaf RasulMu
Jadikanlah mereka orang-orang pilihan yang dapat meneguk
manisnya telaga kautsarMu
Haramkanlah tubuh mereka dari neraka jahannamMu
Mudahkanlah mereka melewati shiratul mustaqimMu
Berikanlah catatan hidup mereka lewat tangan kanannya
Beratkanlah mizan kebaikan mereka
Tutupilah aib mereka di dunia dan akhirat kelak
Masukkan lah mereka kedalam surgaMu dari berbagai pintu
kesukaan mereka
Izinkanlah mereka melihatMu karena sesungguhnya kenikmatan
terbesar adalah ketika seorang hamba dapat menemui Rabbnya..
Dan kelak satukanlah kami di JannahMu yaa Rahman..
Pertemukanlah kami kembali dengan RahmatMu yang melimpah
Dan jadikanlah kami penguat antara yang satu dengan yang
lain ketika kami lemah
Ameen Yaa Rahman..
Ameen Yaa Rahim.
Perkenankanlah doaku yaa Rabbi..
Kepada adikku..
Doa ini tak akan pernah berhenti disini, karena ketahuilah
bahwa kau selalu berada di hatiku, tidak pernah terhapus bahkan terganti..
Tidak hari ini atau pun besok..
Adikku, kalian adalah permata indah yang Allah titipkan
untuk kubimbing dengan baik, untuk kusayangi dan kucintai sepenuh hati, karena
sungguh kalian adalah permata indah yang tersembunyi, yang harus digali lebih
dalam agar dapat dilihat keindahan sinarnya..
Adikku, kalian adalah generasi Rabbani yang kelak akan
kutempah dengan keras, agar mentalmu sekuat Khalid Bin Walid, Sehebat Ali bin
Abi thalib
Adikku kalian adalah muslimah cerminan ummat, yang harus
kuperlakukan dengan lembut, agar kau dapat sedermawan Khadijah, selembut
Fatimah, secantik Zulaikha..
Adikku kalian adalah simbol kebangkitan islam, yang harus
kudidik dengan ilmuNya, agar kelak kau dapat secerdas Aisyah, seberani
Summayyah..
Adikku, kalian adalah wanita akhir zaman, yang harus kujaga
dengan baik, yang harus kurawat dengan lembut, karena kau-lah yang akan
mengubah dunia, lewat kecerdasaanmu, lewat senyum tulusmu, lewat sentuhan
tanganmu, lewat tutur bicaramu, lewat kelembutan jiwamu, lewat ketegasan
hijabmu..
Maka, kumohon duhai cintaku..
Tetaplah disini, bersama kita merajut mimpi indah itu,
bersama kita melangkah di jalan ini, jalan yang tak akan pernah sepi dari onak
dan duri, kita mungkin akan berlari , namun kita mungkin juga akan tertatih
dalam menapakinya, maka dari itu, kuatkan jiwamu, kuatkan hatimu, dan kuatkan
imanmu, agar kau tetap berada di barisan ini, agar langkahmu tidak tertinggal,
karena sungguh aku membutuhkanmu disini, hari ini juga esok..
Salam cintaku
Bumi Allah, 22 Mei 2010
Maulida Hadry Sa’adillah Lie
My Dreams
(Catatan Lama dari Lembar Usang Perjuangan)
Sejenak, melepas fikir, merenung, seolah menahan waktu untuk
menyadari setiap langkah yang telah kuambil. Tinta hitam itu kembali
digoreskan, dan mulai permanen di hati.. Yaa Allah, terima kasih untuk
mengabulkan doa-doaku, dengan "menutup" hati ini, menghilangkan
kekecewaan, dan memberikan aku keikhlasan untuk melepas segala mimpi yang tak
dapat kucapai. Hingga tak ada setitik air mata pun yang menetes, tak ada
sebersit pun kekecewaan di hati, tidak ada sedikit pun penyesalan tersirat,
yang ada hanya keyakinan bahwa Allah telah mempersiapkan yang terbaik untukku,
Jika Tidak Hari Ini Mungkin Besok..
Yah, I Deserve Nothing But The Best , dan hanya Allah lah
yang mengetahui apa yang terbaik untukku, Jika Tidak Hari Ini Mungkin Besok..
Langkah ini masih panjang, masih banyak hal yang harus
kulalui, di depan sana
terbentang begitu banyak cobaan dan rintangan, yang mau tidak mau memang harus
kulalui, yah harus.. Dan kegagalan-kegagalan hari ini menjadi sebuah titik
kulminasi untuk perubahan, perubahan menjadi yang lebih baik kedepan. sebagai
titik kulminasi untuk menjadi lebih kuat lagi dalam mengatasi masalah dan tetap
teguh dan berusaha dalam meraih mimpi-mimpi yang masih semu ini, baik
mimpi-mimpi yang masih berupa sketsa di fikiran ataupun mimpi-mimpi yang sudah
tertuang kedalam tulisan.
Ketika satu mimpi pupus maka mimpi-mimpi lain pun lahir,
membentuk suatu semangat baru bernama Hidup. Menggoreskan tinta baru di hati,
menjalin mimpi diatas sketsa kertas putih, yang suatu hari aku yakin tak akan
lagi hanya berupa coretan namun berupa prestasi konkret yang cemerlang.
Hari ini biarlah mimpi-mimpi itu hanya sekedar sebuah
coretan tinta hitam diatas kertas putih, namun suatu hari coretan-coretan
itulah yang akan membawaku menjadi seorang yang luar biasa. Menggantikan gadis
biasa berumur dua puluh tahun hari ini dengan seorang muslimah cerdas dengan
sayap yang melebar keseluruh dunia. Biarlah mereka mengatakan ini hanya mimpi
yang mustahil untuk terwujud, dan aku pun tak akan peduli, karena aku memiliki
Allah, yah, HasbiyAllah, cukuplah Allah bagiku. Aku tak perlu siapa atau apa
pun di sisi selama Allah menyertai setiap langkah yang kuambil.
Air mata ini tak akan pernah menetes untuk setiap mimpi yang
belum kuraih, yah belum, karena selama nyawa masih di jasad, aku pun tak akan
pernah berhenti untuk meraih mimpi-mimpi yang belum kuraih hari ini.Tidak Akan
Pernah Berhenti..
I can almost see it
That dream I am dreaming
But there's a voice inside my head saying
"You'll never reach it"
Every step I'm taking
Every move I make feels
Lost with no direction
My faith is shaking
BUT I GOTTA KEEP TRYING
Gotta keep my head held high
There's always gonna be another mountain
Always gonna be a uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose
AIN'T ABOUT HOW FAST I GET THERE
Ain't about what's waiting on the other side
It's the climb
The struggles I'm facing
The chances I'm taking
Sometimes might knock me down
BUT NO, IM NOT BREAKING
I may not know it
But these are the moments that
I'm gonna remember most, yeah
Just gotta keep going
AND I, I GOT TO BE STRONG
Just keep pushing on
Keep on moving, keep climbing
Keep the faith, baby
It's all about, it's all about the climb
KEEP THE FAITH, KEEP YOUR FAITH
(Miley Cyrus, The Climb)
Ketika diri ini gagal dalam mencapai sesuatu dan ketika itu
juga kekuatan baru itu lahir, kekuatan dan keyakinan yang kudapat dari lembaran
kalamNya, dari nikmat sujud panjang malamNya.. Yah, lewat lembar-lembar suci
itulah Ia menjawab semua kegundahan dan kesedihan hati "Asaabakum
ghamman-bighammin-likailaa tahzanuu 'alaa maa faa takum walaa maa a shaa
bakum". Allah menimpakan padamu kesedihan atas kesedihan,supaya kamu
jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa
yang menimpakamu. (Ali Imran:153)
Ketika ketakutanku akan kehilanganNya, Ia menjawab lagi
lewat lembar kalam yang kubaca "Maa wadda 'aka rabbuka wamaa
qalaa".Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci
kepadamu".( Ad Dhuha :3)
Ketika keputusasaan menghinggapi diri dan mulai memupuskan
harapan, lewat lembar kalamNya Ia pun menguatkan " Fa Inna Ma'al Ushri
yusro" sesungguhnya setelah kesusahan itu ada kemudahan (Al-Insyirah : 5)
Allahu Robbi..
Terima kasih untuk mimpi-mimpi yang gagal terwujud sehingga
aku semakin yakin bahwa Engkau telah menyiapkan yang terbaik untukku, jika
tidak hari ini mungkin besok.
Terima kasih untuk menunda mimpi-mimpiku, sehingga menempah
kesabaranku untuk tetap berusaha..
Allah jika mimpi-mimpi yang gagal dan tertunda ini membawaku
semakin dekat denganMu, semakin membuatku mencintaiMu, semakin membuatku
bersabar atas segala ketentuanMu, biarlah, biarlah ia tetap seperti ini, karena
bukan dunia yang ingin kuraih tapi akhiratMu yaa Rabbi "I'lamuu annamal
hayaa tuddun-yaa la 'ibun".Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia
itu hanyalah suatu permainan. (S. Al Hadiid :20)
Tetaplah disini yaa Rabbi, tetaplah menguatkan hambaMu yang
lemah ini, tetaplah mencintai hambaMu yang hina ini, meski tak layak, namun
izinkanlah diri ini mencintaiMu, izinkanlah hanya Engkau yang ada dihati,
izinkanlah hanya kekuataanMu yang membuatku tetap berdiri disini, izinkanlah
hanya cintaMu yang mengisi tiap relung hati dan fikiran ini..
HASBIYALLAH, ALLAH IS ENOUGH FOR ME
Bumi Allah
7 Rajab 1431 H / 19 Juni 2010
Maulida Hadry Sa'adillah...
"Bermimpilah, Maka Tuhan Akan Memeluk Mimpimu"
(Ayahanda Arai)
Aku Merindukanmu Malam Ini
(Old Note hasil mutasi dari Account Facebook, LAGI)
Ketika merapikan isi hard disk 250 gb yang sangat berantakan
dengan file-file dan folder-folder yang tidak jelas bentuk dan jenisnya, hingga
sering saya kesulitan mencari data-data penting dan walhasil harus
mengobrak-abrik isinya selama minimal satu jam. Mata ini tertuju ke belasan
folder-folder berupa foto-foto keluarga selama 3 tahun belakangan ini..
Mencoba mengurutkan semua foto berdasarkan tahun, hanya
sedikit yang kudapatkan, ntah karena memang keluarga kita yang tidak suka
berfoto atau memang karena begitu jarang waktu yang kita habiskan bersama..
3,5 tahun berpisah dengan kedua kakak yang luar biasa
membuat diri ini tumbuh cepat lebih dewasa dalam berfikir, karena peran dan
fungsi serta posisi yang seperti anak sulung dirumah dengan si bungsu Fattah
yang luar biasa manja..
Malam ini, aku terus menatap layar monitor yang menampilkan
foto-foto kita 3 tahun belakangan ini, layaknya proyektor yang memutar ulang
film-film lama, begitu lah diri ini berusaha menyelami setiap ingatan yang
masih tertinggal di sudut memoriku..
Benar-benar luar biasa rasa ini, perasaan senang, haru,
sedih, lucu, rindu bercampur jadi satu..
Potret-potret ini begitu banyak menceritakan banyak hal,
mulai dari Mbak Dian yang masih langsing dan kurus dengan berat badannya yang
hanya 45 kg 2 tahun lalu, hingga lebaran kemarin yang menampilkan tubuhnya yang
semakin menggembung, haha.. heran biasanya kalau ngekos berat badan makin
kurang ini malah kebalikannya, pantas ibu sering bolak-balik ke ATM buat
transfer uang tambahan, wong semua uang buat jajan, ckckckck.. Tapi tak apa lah
kalau makanan-makanan itu bisa membuat mbak dian lebih pintar karena suplai
protein yang masuk ke otak sangat cukup.. haha
Potret itu pun tak luput menceritakan tentang Cici, kakakku
yang kedua, foto-foto itu sedikit berubah, dua tahun lalu sebelum dia
menginjakkan kaki di bumi Riau, wajahnya masih putih, mulus dan bercahaya,
namun sekarang kulihat wajahnya sedikit kusam, ketika kutanya katanya air Riau
yang berminyak membuat kulitnya hitam dan kusam, namun tetap dua lesung pipi di
wajahnya tetap ada, ia tak kehilangan kecantikannya..
Malam ini AKU MERINDUKAN KALIAN..
aku rindu dengan waktu-waktu yang kita lewatkan bersama
aku rindu dengan diskusi-diskusi agama dan politik kita di
meja makan
aku rindu dengan pertengkaran-pertengkaran yang semakin
membuat kita akrab
aku rindu dengan candaan ketika kita belajar bersama tiap
malam
aku rindu dengan kejahilan kita ketika berusaha mencuri-curi
menonton tv ketika malam belajar..
aku rindu ketika kita bergadang hanya untuk menonton
film-film horor dan korea
kesukaan kita..
aku rindu mendengar suara kalian secara langsung bukan
melalui saluran telepon..
aku rindu dengan masa-masa ketika kita membuat kue lebaran
bersama..
aku rindu ketika kita berbahasa arab dirumah ketika kita
merahasiakan sesuatu dari ibu dan papa
aku rindu kalian..
aku ingin kembali ke masa-masa dimana kita selalu bersama,
rindu bertukaran pakaian, rindu dengan tawa kalian, rindu dengan
tindakan-tindakan konyol yang sering kita buat ketika mati lampu, rindu dengan
nasehat-nasehat kalian, rindu dengan pelukan kalian, rindu dengan elusan halus
di kepalaku, rindu akan kehadiran kalian di rumah malam ini, rindu sekali,
rumah ini terasa begitu besar dan kosong tanpa kalian berdua, dua kamar di atas
bertahun-tahun kosong tak berpenghuni, lemari-lemari di atas kosong tanpa
pakaian-pakaian kalian.. aku rindu melihatnya terisi kembali..
waktu kosong lebih banyak kuhabiskan didepan layar komputer,
membaca 3-4 buku setiap hari, menatap layar HP yang tak seorang pun kutunggu
pesan dan telponnya, namun tiga kegiatan itu selalu sukses membunuh rasa bosan
dan kesepian jika aku sendiri dirumah..
AKU SANGAT-SANGAT MERINDUKAN KALIAN..
Semoga Allah melancarkan studi mbak dian dan cici disana,
dan kita kembali berkumpul bersama di rumah kita yang sederhana ini, meski tak
mewah namun rumah ini bagai istana bagi kita karena rumah ini lah tempat kita
berbagi cerita, tertawa, menangis, bertengkar, bercanda, semuanya..
Untuk Mbak Dian ku, kau tahu bahwa kita selalu satu fikiran,
satu rasa, satu pendapat, dari hal serius sampai candaan pun kita selalu sama,
engkaulah yang paling memahamiku, memotivasi diriku ketika ku jatuh, engkau lah
satu-satunya yang memuji ku ketika semua orang menghina pilihan-pilihanku,
engkau lah yang membuatku bangkit ketika aku dalam keterpurukan empat tahun
lalu, engkau lah yang selalu mengatakan bahwa pilihan yang kupilih empat tahun
lalu tidak lah salah, ketika semua orang tidak menyetujuinya, ketika semua
orang mempertanyakan "Mengapa?", hanya engkau yang merangkul ku dan
berkata "Tidak apa-apa", dan hari ini kau lihat adikmu, menatap masa
depannya dengan mantap dan cerah karena benar pilihannya empat tahun lalu,
pilihan yang semua orang menentangnya, membawanya melaju pesat dengan
prestasi-prestasi yang tak akan dia dapat jika dia tidak memilih pilihannya itu
empat tahun lalu..
Nasehat yang sering kau selipkan dalam candaanmu, membuatku
lebih mudah menerimanya karena kau tau betul watak ku yang sulit dikritik,
kelihaianku dalam berkata-kata pun mampu kau patahkan hanya dengan candaanmu
yang lucu namun sarat makna dan nasehat..
Kecerdasanmu yang brilian terkadang membuatku iri, karena
prestasi-prestasi akademik mu dulu yang begitu cemerlang dan selalu aku berada
di bawahmu meski aku pun mendapat prestasi-prestasi itu tapi tetap aku selalu
merasa tetap dibawah mu.. karena bagiku kecerdasanmu luar biasa..
aku sangat-sangat merindukanmu, cepatlah lulus, tamatkan
kedokteranmu segera, luluslah dengan nilai cumlaude hingga ibu dan papa bangga
menatap mu tahun depan mengenakan toga dan bergelar dokter..
Untuk Cici Ku : kau tau kita memang tak pernah sepaham, tak
pernah sepikiran, tak pernah sependapat.. 5 menit bercanda, 5 menit tertawa,
lalu 5 menit kemudian kita akan bertengkar..
tapi kau tau, kau selalu kurindukan, senyummu tak pernah
hilang dari ingatanku, suaramu yang lembut, gerakanmu yang halus dan lambat
yang sering membuatku kesal malam ini sangat kurindukan..
aku ingat kau sangat menjaga dan merawat aku dan fattah
dengan baik ketika kita dititipkan di Binjai demi ibu yang menyelesaikan master
di luar, papa yang sibuk dengan dinas dan mbak dian yang sedang mondok di
pesantren. kau tahu, aku ini pelupa, banyak memori-memori masa kecil yang
terhapus dari ingatanku, tapi memori ketika kau mengajarkanku banyak hal ketika
kita masih kecil, sikapmu yang dewasa meski umurmu masih 11 tahun ketika itu,
engkau mengayomi kami layaknya si sulung yang menjaga adik-adiknya.. kau yang
selalu mengajak aku dan fattah shalat tahajud, menjadi imam setiap sholat
dengan doa-doa yang aneh-aneh yang selalu membuatku tertawa jika mengingatnya..
kau yang mengajariku berdagang sejak umur 10 tahun, bakat sales ku hari ini
mungkin adalah tempahan mu 10 tahun lalu, haha..
ide-ide nekat yang sering kau praktekkan, membuat aku dan
fattah punya beribu pengalaman berpetualang dan sporing haha, suatu saat akan
kuceritakan kepada anak-anakku, dan aku senang karena setidaknya aku punya
begitu banyak pengalaman yang bisa memberi pelajaran untuk anak-anak kelak..
Masa-masa kecil kita ingin sebagian kuhapus dari memori otak
ini, tapi tak bisa, karena pada masa-masa itu aku menghabiskan banyak waktu
bersama mu dan si kecil fattah, masa-masa itulah yang mendidikku menjadi
mandiri dan dewasa seperti sekarang ini, masa-masa itulah yang membuatku mudah
dalam menyelesaikan masalah sendiri tanpa bantuan orang lain, masa-masa itulah
yang membuatku bersyukur karena telah memiliki hidup yang bahagia seperti
sekarang ini..
Aku sangat-sangat merindukanmu Ci, cepatlah tamatkan
studimu, luluslah dengan cumlaude agar ibu dan papa bangga menatap mu
mengenakan toga dan bergelar psikolog.
Aku benar-benar beryukur memiliki dua orang kakak yang luar
biasa cerdas dan sholehah, prestasi-prestasi yang begitu banyak kalian ukir,
menjadi motivasi buatku untuk mengukir hal yang sama, menandingi piagam-piagam
penghargaan ibu dan papa.. hari ini mari kita azzamkan diri untuk mengukir
prestasi-prestasi luar biasa yang bisa membuat ibu dan papa bangga, yang tidak
akan merendahkan derajat kita di mata pasangan hidup kita kelak, yang membuat
setiap orang yang mencintai kita bangga telah mengenal dan memiliki kita, dan
yang paling utama mengangkat derajat kita disisi Allah dan semakin dicintai
olehNya, ameen yaa Rahman..
Tugas kita masih belum selesai disini, ada Fattah, adik
kita, si bungsu yang masih memerlukan bimbingan dari kakak-kakaknya.. Ia masih
gamang dan belum menemukan jalannya, bantulah ia menemukannya, dan jangan
biarkan ia mencari sendiri, karena dia layak mendapat yang terbaik..
Uhibukunna Fillah,
I love you for the sake of Allah
21 Rajab 1431 H / 03 Juli 2010 M
BarakAllah 'Alaiki
(Lagi Old Note From My Facebook Account)
Aku hanya termangu membaca event invitation di halaman
account facebook-ku, seorang teman yang dulu lumayan dekat denganku ketika SMA.
Aku sekretaris Alfaris dan PKR, dia bendaharanya, aku sekretaris umum OSIS, dia
anggota suatu departemen (saya lupa nama departemennya well yang benar tidak
pernah hapal, saya ini sebenarnya tidak layak jadi sekretaris OSIS, haha)
Aku tidak terkejut membacanya seperti teman-teman yang lain
yang hampir tidak percaya dengan event yang disebarnya lewat jejaring sosial
terbesar didunia ini, karena dua bulan yang lalu dia sudah memberitahuku
lagi-lagi lewat FB. FB ini benar-benar connecting people (Meminjam istilah
Nokia hehe) disitu tertulis dengan jelas :
“OUR WEDDING VITA DAN HARRY”
Date: Sunday, July 11, 2010
Time: 10:00am - 6:00pm
Location: Jl. Pancing 3 No.63 A Medan
Yah, hari ini dia akan menggenapkan setengah dari Dien-nya,
mengucap janji bernama Mitsaqan Ghalizhan, sebuah perjanjian yang disetarakan
Allah dengan perjanjianNya dengan para nabi.. Yang bahkan dapat menggoyangkan
Arsy-Nya jika perjanjian ini diputus dengan Talak.. Begitu mulianya hingga
Allah mengganggapnya sekuat perjanjianNya dengan para nabi..
Ingatanku kembali ke beberapa bulan yang lalu, lewat
komentar distatusnya dia mengatakan kepadaku bahwa aku dan dia pernah bersama
mengazamkan diri untuk menikah di usia dini, yah ketika umur kami mencapai 20
tahun.. Aku benar-benar lupa saat kami bersama-sama mengazamkan diri untuk
ibadah yang indah namun berat itu.. (Yah, sepertinya sifat cepat ingat dan
cepat lupa ini mulai permanen), tapi memang menikah di usia dini merupakan
sebuah target yang kutuliskan di peta hidupku 5 tahun lalu..
Mimpinya terealisasikan hari ini, inshAllah.. sedang mimpiku
masih samar dan tak jelas, bahkan aku sudah menghapusnya dari peta hidup, aku
tak lagi menargetkan harus di umur berapa aku menikah, tidak di usia 20 tahun
sekarang, atau diusia 22 tahun setelah menamatkan kuliahku, atau pun di usia 27
tahun setelah menyelesaikan masterku.. Target yang ada difikiran ku hanya satu,
Mewujudkan Obsesi-obsesiku yang masih berupa coretan yang kutempel didinding
kamarku..
Karena tidak seorang pun tahu apa yang terjadi di masa
depan, pengalaman telah mengajarkanku banyak hal, bahwa kenyataan terkadang
tidak sesuai dengan keinginan, bahwa peribahasa “jika ada niat disitu ada
jalan” tidak berlaku mutlak didunia nyata jika telah berhadapan dengan
kekuasaan absolut bernama Takdir Ilahi.. Karena tak ada yang tahu apa yang akan
terjadi, bisa saja detik ini ketika aku sedang asik menulis catatan ini,
tiba-tiba seorang pemuda sholeh yang tidak pernah kukenal bahkan melihat
wajahnya saja pun tidak pernah, mengetuk pintuku, lalu mengutarakan niatnya
kepada kedua orang tuaku untuk mengkhitbahku, dan Sang Pembolak-Balik hati,
membuatku menerimanya, lalu undangan pun akan tersebar secepatnya, Who knows?
Atau begitu banyak usaha yang telah kulakukan untuk menggenapkan dien ini,
namun ribuan kendala datang menghambat, jika tidak dari pihakku, pihak
orangtuaku, atau pihak si lelaki, dan kemudian obsesi-obsesiku yang terwujud
membuatku mengepakkan sayap lebih lebar dan diusia yang sudah sangat cukup luar
biasa matang untuk menikah aku masih sendiri, menyandang predikat ‘single’
kemana-mana, Who Knows?
Pada akhirnya, keyakinan bahwa Allah telah menyiapkan yang terbaik untukku adalah satu-satunya yang aku percaya hingga saat ini. Bukankah Allah perencana terbaik? maka biarkan Allah yang pilihkan...
Siapapun dia, semoga dia adalah seorang suami dan ayah yang bisa memimpin istri dan anak-anaknya ke Firdaus-Nya, Ameen yaa Rahman..
Bumi Allah,
29 Rajab 1431 H/ 11 Juli 2010 M
Ketika hujan mengguyur medan
Ketika diri ini merindukan seorang yang abstrak
Ketika diri ini mulai memahami takdirNya
Subscribe to:
Posts (Atom)