(Old Note hasil mutasi dari Account Facebook, LAGI)
Ketika merapikan isi hard disk 250 gb yang sangat berantakan
dengan file-file dan folder-folder yang tidak jelas bentuk dan jenisnya, hingga
sering saya kesulitan mencari data-data penting dan walhasil harus
mengobrak-abrik isinya selama minimal satu jam. Mata ini tertuju ke belasan
folder-folder berupa foto-foto keluarga selama 3 tahun belakangan ini..
Mencoba mengurutkan semua foto berdasarkan tahun, hanya
sedikit yang kudapatkan, ntah karena memang keluarga kita yang tidak suka
berfoto atau memang karena begitu jarang waktu yang kita habiskan bersama..
3,5 tahun berpisah dengan kedua kakak yang luar biasa
membuat diri ini tumbuh cepat lebih dewasa dalam berfikir, karena peran dan
fungsi serta posisi yang seperti anak sulung dirumah dengan si bungsu Fattah
yang luar biasa manja..
Malam ini, aku terus menatap layar monitor yang menampilkan
foto-foto kita 3 tahun belakangan ini, layaknya proyektor yang memutar ulang
film-film lama, begitu lah diri ini berusaha menyelami setiap ingatan yang
masih tertinggal di sudut memoriku..
Benar-benar luar biasa rasa ini, perasaan senang, haru,
sedih, lucu, rindu bercampur jadi satu..
Potret-potret ini begitu banyak menceritakan banyak hal,
mulai dari Mbak Dian yang masih langsing dan kurus dengan berat badannya yang
hanya 45 kg 2 tahun lalu, hingga lebaran kemarin yang menampilkan tubuhnya yang
semakin menggembung, haha.. heran biasanya kalau ngekos berat badan makin
kurang ini malah kebalikannya, pantas ibu sering bolak-balik ke ATM buat
transfer uang tambahan, wong semua uang buat jajan, ckckckck.. Tapi tak apa lah
kalau makanan-makanan itu bisa membuat mbak dian lebih pintar karena suplai
protein yang masuk ke otak sangat cukup.. haha
Potret itu pun tak luput menceritakan tentang Cici, kakakku
yang kedua, foto-foto itu sedikit berubah, dua tahun lalu sebelum dia
menginjakkan kaki di bumi Riau, wajahnya masih putih, mulus dan bercahaya,
namun sekarang kulihat wajahnya sedikit kusam, ketika kutanya katanya air Riau
yang berminyak membuat kulitnya hitam dan kusam, namun tetap dua lesung pipi di
wajahnya tetap ada, ia tak kehilangan kecantikannya..
Malam ini AKU MERINDUKAN KALIAN..
aku rindu dengan waktu-waktu yang kita lewatkan bersama
aku rindu dengan diskusi-diskusi agama dan politik kita di
meja makan
aku rindu dengan pertengkaran-pertengkaran yang semakin
membuat kita akrab
aku rindu dengan candaan ketika kita belajar bersama tiap
malam
aku rindu dengan kejahilan kita ketika berusaha mencuri-curi
menonton tv ketika malam belajar..
aku rindu ketika kita bergadang hanya untuk menonton
film-film horor dan korea
kesukaan kita..
aku rindu mendengar suara kalian secara langsung bukan
melalui saluran telepon..
aku rindu dengan masa-masa ketika kita membuat kue lebaran
bersama..
aku rindu ketika kita berbahasa arab dirumah ketika kita
merahasiakan sesuatu dari ibu dan papa
aku rindu kalian..
aku ingin kembali ke masa-masa dimana kita selalu bersama,
rindu bertukaran pakaian, rindu dengan tawa kalian, rindu dengan
tindakan-tindakan konyol yang sering kita buat ketika mati lampu, rindu dengan
nasehat-nasehat kalian, rindu dengan pelukan kalian, rindu dengan elusan halus
di kepalaku, rindu akan kehadiran kalian di rumah malam ini, rindu sekali,
rumah ini terasa begitu besar dan kosong tanpa kalian berdua, dua kamar di atas
bertahun-tahun kosong tak berpenghuni, lemari-lemari di atas kosong tanpa
pakaian-pakaian kalian.. aku rindu melihatnya terisi kembali..
waktu kosong lebih banyak kuhabiskan didepan layar komputer,
membaca 3-4 buku setiap hari, menatap layar HP yang tak seorang pun kutunggu
pesan dan telponnya, namun tiga kegiatan itu selalu sukses membunuh rasa bosan
dan kesepian jika aku sendiri dirumah..
AKU SANGAT-SANGAT MERINDUKAN KALIAN..
Semoga Allah melancarkan studi mbak dian dan cici disana,
dan kita kembali berkumpul bersama di rumah kita yang sederhana ini, meski tak
mewah namun rumah ini bagai istana bagi kita karena rumah ini lah tempat kita
berbagi cerita, tertawa, menangis, bertengkar, bercanda, semuanya..
Untuk Mbak Dian ku, kau tahu bahwa kita selalu satu fikiran,
satu rasa, satu pendapat, dari hal serius sampai candaan pun kita selalu sama,
engkaulah yang paling memahamiku, memotivasi diriku ketika ku jatuh, engkau lah
satu-satunya yang memuji ku ketika semua orang menghina pilihan-pilihanku,
engkau lah yang membuatku bangkit ketika aku dalam keterpurukan empat tahun
lalu, engkau lah yang selalu mengatakan bahwa pilihan yang kupilih empat tahun
lalu tidak lah salah, ketika semua orang tidak menyetujuinya, ketika semua
orang mempertanyakan "Mengapa?", hanya engkau yang merangkul ku dan
berkata "Tidak apa-apa", dan hari ini kau lihat adikmu, menatap masa
depannya dengan mantap dan cerah karena benar pilihannya empat tahun lalu,
pilihan yang semua orang menentangnya, membawanya melaju pesat dengan
prestasi-prestasi yang tak akan dia dapat jika dia tidak memilih pilihannya itu
empat tahun lalu..
Nasehat yang sering kau selipkan dalam candaanmu, membuatku
lebih mudah menerimanya karena kau tau betul watak ku yang sulit dikritik,
kelihaianku dalam berkata-kata pun mampu kau patahkan hanya dengan candaanmu
yang lucu namun sarat makna dan nasehat..
Kecerdasanmu yang brilian terkadang membuatku iri, karena
prestasi-prestasi akademik mu dulu yang begitu cemerlang dan selalu aku berada
di bawahmu meski aku pun mendapat prestasi-prestasi itu tapi tetap aku selalu
merasa tetap dibawah mu.. karena bagiku kecerdasanmu luar biasa..
aku sangat-sangat merindukanmu, cepatlah lulus, tamatkan
kedokteranmu segera, luluslah dengan nilai cumlaude hingga ibu dan papa bangga
menatap mu tahun depan mengenakan toga dan bergelar dokter..
Untuk Cici Ku : kau tau kita memang tak pernah sepaham, tak
pernah sepikiran, tak pernah sependapat.. 5 menit bercanda, 5 menit tertawa,
lalu 5 menit kemudian kita akan bertengkar..
tapi kau tau, kau selalu kurindukan, senyummu tak pernah
hilang dari ingatanku, suaramu yang lembut, gerakanmu yang halus dan lambat
yang sering membuatku kesal malam ini sangat kurindukan..
aku ingat kau sangat menjaga dan merawat aku dan fattah
dengan baik ketika kita dititipkan di Binjai demi ibu yang menyelesaikan master
di luar, papa yang sibuk dengan dinas dan mbak dian yang sedang mondok di
pesantren. kau tahu, aku ini pelupa, banyak memori-memori masa kecil yang
terhapus dari ingatanku, tapi memori ketika kau mengajarkanku banyak hal ketika
kita masih kecil, sikapmu yang dewasa meski umurmu masih 11 tahun ketika itu,
engkau mengayomi kami layaknya si sulung yang menjaga adik-adiknya.. kau yang
selalu mengajak aku dan fattah shalat tahajud, menjadi imam setiap sholat
dengan doa-doa yang aneh-aneh yang selalu membuatku tertawa jika mengingatnya..
kau yang mengajariku berdagang sejak umur 10 tahun, bakat sales ku hari ini
mungkin adalah tempahan mu 10 tahun lalu, haha..
ide-ide nekat yang sering kau praktekkan, membuat aku dan
fattah punya beribu pengalaman berpetualang dan sporing haha, suatu saat akan
kuceritakan kepada anak-anakku, dan aku senang karena setidaknya aku punya
begitu banyak pengalaman yang bisa memberi pelajaran untuk anak-anak kelak..
Masa-masa kecil kita ingin sebagian kuhapus dari memori otak
ini, tapi tak bisa, karena pada masa-masa itu aku menghabiskan banyak waktu
bersama mu dan si kecil fattah, masa-masa itulah yang mendidikku menjadi
mandiri dan dewasa seperti sekarang ini, masa-masa itulah yang membuatku mudah
dalam menyelesaikan masalah sendiri tanpa bantuan orang lain, masa-masa itulah
yang membuatku bersyukur karena telah memiliki hidup yang bahagia seperti
sekarang ini..
Aku sangat-sangat merindukanmu Ci, cepatlah tamatkan
studimu, luluslah dengan cumlaude agar ibu dan papa bangga menatap mu
mengenakan toga dan bergelar psikolog.
Aku benar-benar beryukur memiliki dua orang kakak yang luar
biasa cerdas dan sholehah, prestasi-prestasi yang begitu banyak kalian ukir,
menjadi motivasi buatku untuk mengukir hal yang sama, menandingi piagam-piagam
penghargaan ibu dan papa.. hari ini mari kita azzamkan diri untuk mengukir
prestasi-prestasi luar biasa yang bisa membuat ibu dan papa bangga, yang tidak
akan merendahkan derajat kita di mata pasangan hidup kita kelak, yang membuat
setiap orang yang mencintai kita bangga telah mengenal dan memiliki kita, dan
yang paling utama mengangkat derajat kita disisi Allah dan semakin dicintai
olehNya, ameen yaa Rahman..
Tugas kita masih belum selesai disini, ada Fattah, adik
kita, si bungsu yang masih memerlukan bimbingan dari kakak-kakaknya.. Ia masih
gamang dan belum menemukan jalannya, bantulah ia menemukannya, dan jangan
biarkan ia mencari sendiri, karena dia layak mendapat yang terbaik..
Uhibukunna Fillah,
I love you for the sake of Allah
21 Rajab 1431 H / 03 Juli 2010 M
No comments:
Post a Comment